Cerpen Keluarga- Kambing Balap
tolongtangtugas- Cerpen kambing balap ini di ilhami dari kisah nyata perlombaan kambing balap di Madura. Dengan beberapa modifikasi dalam ceritanya, diharapkan dapat menghibur pembaca setia website ini.
Pertengahan 2018 menjadi sebuah pembuktian akan adanya identitas warga KOBAR. Betapa tidak, warga kampung itu begitu banyak yang menggilai lomba kambing balap. Muda hingga dewasa semua berbaur dalam satu hobi.
Kambing balap adalah turunan dari dari Kerapan Sapi khas Madura. Bedanya kerapan sapi menggunakan hewan sapi sebagai objek pacu, sedangkan kambing balap menggunakan kambing sebagai objek pacunya.
Kobar adalah istilah kampung bagian barat yang berada di desa Kolpajung. Warganya memang terkenal kompak dan sangat menyukai lomba pacuan, khususnya pacuan kambing yang belakangan terkenal dengan nama kambing balap.
Seorang pemuda 18 tahun, Rosi sapaan akrabnya. Adalah salah satu penghobi kambing balap. Di usianya yang masi cukup muda, ia sudah menggilai lomba pacuan. Rosi memiliki sebuah kambing yang di beri nama Sedot Malam. Ia begitu sayang dan merawat kambingnya.
Tiap pagi sebelum anak muda itu berangkat sekolah, ia selalu memandikan kambing kesayangannya. Menurutnya, kambing balap perlu dimandikan setiap hari agar tubuhnya selalu bugar.
Lepas memandikan kambingnya, ia memberi sedikit memberi pakan pada kambing miliknya.
"Siii .. ! Kambingmu kok dimandikan terus, kamu sudah mandi belum?" tanya teman sekolah Rosi sambing ketawa.
"Hahahaaaa, tenang ajaa. Aku nanti saja, kambingku dulu yang kumandikan." jawab Rosi.
"Ayo, buruan nanti kita telat berangkat kesekolah." pungkas temannya.
"Tunggu sebentar. ini sudah selelsai kok ngasi pakan kambingnya." lanjut Rosi.
Rosi memang sering ditegur temannya acap kali selesai memandikan kambing miliknya. Walau begitu, ia tidak pernah absen merawat piaraannya. Seperti anak di usianya, ia beraktivitas ke sekolah. Ia tidak malu sebagai pelajar di era modern ini memiara kambing.
Piaraan yang mungkin sedikit anak muda ingin memilikinya. Namun bagi pemuda satu ini, kambingnya bak seorang teman akrab. Tidak ada malu untuk memelihara seekor kambing balap.
Suatu hari ada kabar menarik. Lomba kambing balap akan digelar di desa Murtajih. Kabar ini terdengar oleh pemuda 18 desa Kobar itu. Ia sangat senang, waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Saatnya ikut lomba kambing balap.
"Kalian tahu, kabar terbaru balap kambing?" tanya teman Lutfi.
"Waaah, kapan itu Lut?" saut Rosi.
"Kudengar taggal 5 juli 2018 ini akan ada lomba balap kambing di desa Murtajih." sambung Lutfi.
Rosi nampak begitu senang mendengar kabar itu. Ia begitu ingin mengikuti lomba balap kambing. Beberapa bulan ini ia selalu menyisihkan uang jajan untuk mendaftarkan kambing kebanggaannya pada sebuah perlombaan. Ia begitu antusias membuka tanungannya, berharap tabungannya cukup untuk mendaftar.
"Cettar," suara celengan Rosi pecah.
Rosi menghitung uang hasil tabungannya. Uangnya terkumpul Rp. 350.000. Keningnya mengkerut, sepertinya tabungannya belum cukup untuk ikut lomba balap kambing. Ia nampak kecewa karena kesempatan ikut lomba bulan Juli ini sepertinya akan gagal. Tiba-tiba ada seorang tetangganya mengetok pintu rumah Rosi.
"Tok tok tok, Rosiiii ..." Tanya orang itu.
"Ia, siapa?" jawab Rosi.
"Lulut" saut tamunya.
Rosi menghapiri Lulut yang menyambangi rumahnya. Lulut berniat mengikuti lomba kambing balap. Ia berniat mengajak Rosi ikut lomba itu.
Lulut: "Kudengar kamu punya kambing balap, ya?"
Rosi: "Iya, om benar. kenapa ?"
Lulut: "Aku sudah sewa mobil buat ikut lomba kambing balap. Kamu mau ikut?"
Rosi: Mau, om. Tapi uangku cuma cukup buat daftar lombanya saja. Belum cukup ngasi jajan teman-teman yang mau ikut suporter nanti!"
Lulut: "Tenang saja. Biar aku yang tanggung kalo itu."
Betapa senang Rosi saat itu. Tak disangga tetangga rumahnya, Pak. Lulut menawarkan tumpangan dan support dana untuknya. Rosi sangat mengenal Pak. Lulut. Ia adalah penggila kambing balap di kampung Kobar. Tiap ada even balap kambing Pak. Lulut pasti tampil.
Hari lomba pun tiba. Mobil dan alat-alat perlombaan balap kambing sudah disiapkan oleh Rosi dan Pak.Lulut. Beberapa warga dan teman-teman kampung Kobar juga ikut serta untuk menyemangati kambing balap keduanya. Jam 10 pagi lomba pun dimulai. Rosi mendapat undian no 10, sedangkan Pak. Lulut no. 5.
"Persiapan, Sapu Angin- kambing balap Bapak Lulut Kobar, menempati posisi utara." Panitia lomba memanggil.
Kambing Pak. Lulut menempati posisi. Suporter Kobar mulai riuh.
"Ayo, Sapu angin. Melesaaaaat." Sorak warga Kobar yang ikut ke arena lomba.
"1-2-3, Cooollllllllllll." Panitia memberi aba-aba kambing balap untuk dilepas.
"Heaaa, heaaa, heeaaaa ..... Sapu angiiiiin, sapu angiiin !" teriak warga kobar.
Sapu angin, nama kambing balap Pak. Lulut melesat kencang. Ia nampak berusaha mengejar 2 lawan di depan. Teruss dan terusss, hingga mencapai garis finis. Kambing balap pak Lulut masuk finis no 3. Sayang sungguh sayang, dari 4 kambing yang di pacu, hanya 2 kambing yang masuk pada babak selanjutnya.
Warga Kobar agar kecewa. Kambing kebanggaan warga kampung mereka gagal masuk babak selanjutnya. Mereka sangat ingin kampung mereka masuk sebagai juara. Karena itulah meraka sangat antusias sebagai suporter di arena balap.
Saat ini harapan warga Kobar ada pada 'Sedot Malam', kambing balap kesayangan Rosi. Sedot malam akan berlaga di paggilan selanjutnya.
"Persiapan, kambing balap no urut 9-12, menempati posisi." Aba2 dari panitia datang.
Warga Kobar kembali bergejolak. Kambing dari kampung mereka akan berlaga kembali.
Rosi dan pak Lulut menyiapkan kambing pacunya. Di garis start mereka berdua menyiapkan kambing balap nya, sementara di garis finis sudah ada teman kampung Rosi yang akan menangkap kambingnya saat masuk garis finis.
"1-2-3, Coooooooolllllllll!" aba-aba panitia melepas kambing di start di bunyikan.
"Ayoooo, ayooooo, ayooooo!" warga Kobar bersorak untuk Sedot malam.
Sedot malam nampak berada di depan, memimpin jalannya lomba balap di lapangan. Kambing kesayangan Rosi masuk finis no 1, yang kemudian ditangkap teman kampung Rosi untuk di istirahatkan di sisi arena lomba.
Kambing Rosi begitu memukau. Harapan untuk menjadi kambing ternama sepertinya bukan hanya impian. Untuk menjadi juara dalam lomba balap kambing, dibutuhkan 5 kali menang. Hingga pacuan ketiga kalinya, kambing Rosi-sedot malam- terus masuk finis terdepan. Warga Kobar semakin riuh di lapangan lomba. Meraka semakin bersemangat untuk mendukung kambing balap dari kampung mereka.
Pacuan semi final pun di kumandangkan. Kambing Rosi menempati posisinya. Kali ini 3 lawannya kambing kelas atas yang sudah banyak menang lomba balap kambing. Aba-aba pun dimulai.
"1-2-3, Cooooooooooolllllll!"
Keempat kambing melesat kedepan. Kambing Rosi beradu lari merebut posisi no.2. Sorak-sorak penonton menyaksikan 2 kambing saling salip di arena begitu gemuruh. Kambing balap milik Rosi menyita perhatian penonton. Kambingnya beradu cepat dengan musuh yang berat. Sedot malam berusaha merebut posisi no.2.
"Iiiiiiiyyyyaaaaak, finis." Panitia lomba bersuara.
Penonton dan warga Kobar antusias dengan hasilnya. Akankah kambing Rosi masuk babak final. Mereka bertanya-tanya.
"Mana yang masuk final?" tanya mereka.
Disela-sela tanya meraka, panitia mengumumkan 2 kambing yang masuk final.
"2 kambing yang masuk final pada babak selanjutnya adalah; kambing milik H. Kodir dan kambing milik H. Munir. Selamat".
Saat itu panitia juga mengatakan salut pada kambing dari kampung Kobar, Sedot malam-kambing milik rosi, yang menampilkan tontonan luar biasa. Kambing yang saling salip dengan kambing Rosi adalah kambing Juara tahun 2017 lalu, milik H. Munir.
Sanjungan panitia lomba balap kambing disambut riuh penonton yang juga ikut terhibur dengan jalannya lomba balap kambing yang baru saja terjadi. Kambing milik mendapat apresiasi yang bagus dari penonton dan peserta lomba balap kambing lainnya.
Lomba balap kambing saat 5 Juli 2018 kala itu di menangkan oleh kambing H. Kodir, H. Munir dan kambing milik Bapak Sodik.
Walaupun lomba balap saat itu tidak membawa kemenangan bagi Rosi. Penampilan kambingnya saat lomba membuat Rosi dan warga Kobar bangga. Kambing pendatang baru di arena lomba balap kambing sudah bisa menyaingi kambing-kambing balap kelas atas.
Sekian.
tolongtangtugas.web.id |
Kambing Balap
Pertengahan 2018 menjadi sebuah pembuktian akan adanya identitas warga KOBAR. Betapa tidak, warga kampung itu begitu banyak yang menggilai lomba kambing balap. Muda hingga dewasa semua berbaur dalam satu hobi.
Kambing balap adalah turunan dari dari Kerapan Sapi khas Madura. Bedanya kerapan sapi menggunakan hewan sapi sebagai objek pacu, sedangkan kambing balap menggunakan kambing sebagai objek pacunya.
Kobar adalah istilah kampung bagian barat yang berada di desa Kolpajung. Warganya memang terkenal kompak dan sangat menyukai lomba pacuan, khususnya pacuan kambing yang belakangan terkenal dengan nama kambing balap.
Seorang pemuda 18 tahun, Rosi sapaan akrabnya. Adalah salah satu penghobi kambing balap. Di usianya yang masi cukup muda, ia sudah menggilai lomba pacuan. Rosi memiliki sebuah kambing yang di beri nama Sedot Malam. Ia begitu sayang dan merawat kambingnya.
Tiap pagi sebelum anak muda itu berangkat sekolah, ia selalu memandikan kambing kesayangannya. Menurutnya, kambing balap perlu dimandikan setiap hari agar tubuhnya selalu bugar.
Lepas memandikan kambingnya, ia memberi sedikit memberi pakan pada kambing miliknya.
"Siii .. ! Kambingmu kok dimandikan terus, kamu sudah mandi belum?" tanya teman sekolah Rosi sambing ketawa.
"Hahahaaaa, tenang ajaa. Aku nanti saja, kambingku dulu yang kumandikan." jawab Rosi.
"Ayo, buruan nanti kita telat berangkat kesekolah." pungkas temannya.
"Tunggu sebentar. ini sudah selelsai kok ngasi pakan kambingnya." lanjut Rosi.
Rosi memang sering ditegur temannya acap kali selesai memandikan kambing miliknya. Walau begitu, ia tidak pernah absen merawat piaraannya. Seperti anak di usianya, ia beraktivitas ke sekolah. Ia tidak malu sebagai pelajar di era modern ini memiara kambing.
Piaraan yang mungkin sedikit anak muda ingin memilikinya. Namun bagi pemuda satu ini, kambingnya bak seorang teman akrab. Tidak ada malu untuk memelihara seekor kambing balap.
Suatu hari ada kabar menarik. Lomba kambing balap akan digelar di desa Murtajih. Kabar ini terdengar oleh pemuda 18 desa Kobar itu. Ia sangat senang, waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Saatnya ikut lomba kambing balap.
"Kalian tahu, kabar terbaru balap kambing?" tanya teman Lutfi.
"Waaah, kapan itu Lut?" saut Rosi.
"Kudengar taggal 5 juli 2018 ini akan ada lomba balap kambing di desa Murtajih." sambung Lutfi.
Rosi nampak begitu senang mendengar kabar itu. Ia begitu ingin mengikuti lomba balap kambing. Beberapa bulan ini ia selalu menyisihkan uang jajan untuk mendaftarkan kambing kebanggaannya pada sebuah perlombaan. Ia begitu antusias membuka tanungannya, berharap tabungannya cukup untuk mendaftar.
"Cettar," suara celengan Rosi pecah.
Rosi menghitung uang hasil tabungannya. Uangnya terkumpul Rp. 350.000. Keningnya mengkerut, sepertinya tabungannya belum cukup untuk ikut lomba balap kambing. Ia nampak kecewa karena kesempatan ikut lomba bulan Juli ini sepertinya akan gagal. Tiba-tiba ada seorang tetangganya mengetok pintu rumah Rosi.
"Tok tok tok, Rosiiii ..." Tanya orang itu.
"Ia, siapa?" jawab Rosi.
"Lulut" saut tamunya.
Rosi menghapiri Lulut yang menyambangi rumahnya. Lulut berniat mengikuti lomba kambing balap. Ia berniat mengajak Rosi ikut lomba itu.
Lulut: "Kudengar kamu punya kambing balap, ya?"
Rosi: "Iya, om benar. kenapa ?"
Lulut: "Aku sudah sewa mobil buat ikut lomba kambing balap. Kamu mau ikut?"
Rosi: Mau, om. Tapi uangku cuma cukup buat daftar lombanya saja. Belum cukup ngasi jajan teman-teman yang mau ikut suporter nanti!"
Lulut: "Tenang saja. Biar aku yang tanggung kalo itu."
Betapa senang Rosi saat itu. Tak disangga tetangga rumahnya, Pak. Lulut menawarkan tumpangan dan support dana untuknya. Rosi sangat mengenal Pak. Lulut. Ia adalah penggila kambing balap di kampung Kobar. Tiap ada even balap kambing Pak. Lulut pasti tampil.
Hari lomba pun tiba. Mobil dan alat-alat perlombaan balap kambing sudah disiapkan oleh Rosi dan Pak.Lulut. Beberapa warga dan teman-teman kampung Kobar juga ikut serta untuk menyemangati kambing balap keduanya. Jam 10 pagi lomba pun dimulai. Rosi mendapat undian no 10, sedangkan Pak. Lulut no. 5.
"Persiapan, Sapu Angin- kambing balap Bapak Lulut Kobar, menempati posisi utara." Panitia lomba memanggil.
tolongtangtugas.web.id |
Kambing Pak. Lulut menempati posisi. Suporter Kobar mulai riuh.
"Ayo, Sapu angin. Melesaaaaat." Sorak warga Kobar yang ikut ke arena lomba.
"1-2-3, Cooollllllllllll." Panitia memberi aba-aba kambing balap untuk dilepas.
"Heaaa, heaaa, heeaaaa ..... Sapu angiiiiin, sapu angiiin !" teriak warga kobar.
Sapu angin, nama kambing balap Pak. Lulut melesat kencang. Ia nampak berusaha mengejar 2 lawan di depan. Teruss dan terusss, hingga mencapai garis finis. Kambing balap pak Lulut masuk finis no 3. Sayang sungguh sayang, dari 4 kambing yang di pacu, hanya 2 kambing yang masuk pada babak selanjutnya.
Warga Kobar agar kecewa. Kambing kebanggaan warga kampung mereka gagal masuk babak selanjutnya. Mereka sangat ingin kampung mereka masuk sebagai juara. Karena itulah meraka sangat antusias sebagai suporter di arena balap.
Saat ini harapan warga Kobar ada pada 'Sedot Malam', kambing balap kesayangan Rosi. Sedot malam akan berlaga di paggilan selanjutnya.
"Persiapan, kambing balap no urut 9-12, menempati posisi." Aba2 dari panitia datang.
Warga Kobar kembali bergejolak. Kambing dari kampung mereka akan berlaga kembali.
Rosi dan pak Lulut menyiapkan kambing pacunya. Di garis start mereka berdua menyiapkan kambing balap nya, sementara di garis finis sudah ada teman kampung Rosi yang akan menangkap kambingnya saat masuk garis finis.
"1-2-3, Coooooooolllllllll!" aba-aba panitia melepas kambing di start di bunyikan.
"Ayoooo, ayooooo, ayooooo!" warga Kobar bersorak untuk Sedot malam.
Sedot malam nampak berada di depan, memimpin jalannya lomba balap di lapangan. Kambing kesayangan Rosi masuk finis no 1, yang kemudian ditangkap teman kampung Rosi untuk di istirahatkan di sisi arena lomba.
Kambing Rosi begitu memukau. Harapan untuk menjadi kambing ternama sepertinya bukan hanya impian. Untuk menjadi juara dalam lomba balap kambing, dibutuhkan 5 kali menang. Hingga pacuan ketiga kalinya, kambing Rosi-sedot malam- terus masuk finis terdepan. Warga Kobar semakin riuh di lapangan lomba. Meraka semakin bersemangat untuk mendukung kambing balap dari kampung mereka.
Pacuan semi final pun di kumandangkan. Kambing Rosi menempati posisinya. Kali ini 3 lawannya kambing kelas atas yang sudah banyak menang lomba balap kambing. Aba-aba pun dimulai.
"1-2-3, Cooooooooooolllllll!"
Keempat kambing melesat kedepan. Kambing Rosi beradu lari merebut posisi no.2. Sorak-sorak penonton menyaksikan 2 kambing saling salip di arena begitu gemuruh. Kambing balap milik Rosi menyita perhatian penonton. Kambingnya beradu cepat dengan musuh yang berat. Sedot malam berusaha merebut posisi no.2.
"Iiiiiiiyyyyaaaaak, finis." Panitia lomba bersuara.
Penonton dan warga Kobar antusias dengan hasilnya. Akankah kambing Rosi masuk babak final. Mereka bertanya-tanya.
"Mana yang masuk final?" tanya mereka.
Disela-sela tanya meraka, panitia mengumumkan 2 kambing yang masuk final.
"2 kambing yang masuk final pada babak selanjutnya adalah; kambing milik H. Kodir dan kambing milik H. Munir. Selamat".
Saat itu panitia juga mengatakan salut pada kambing dari kampung Kobar, Sedot malam-kambing milik rosi, yang menampilkan tontonan luar biasa. Kambing yang saling salip dengan kambing Rosi adalah kambing Juara tahun 2017 lalu, milik H. Munir.
Sanjungan panitia lomba balap kambing disambut riuh penonton yang juga ikut terhibur dengan jalannya lomba balap kambing yang baru saja terjadi. Kambing milik mendapat apresiasi yang bagus dari penonton dan peserta lomba balap kambing lainnya.
Lomba balap kambing saat 5 Juli 2018 kala itu di menangkan oleh kambing H. Kodir, H. Munir dan kambing milik Bapak Sodik.
Walaupun lomba balap saat itu tidak membawa kemenangan bagi Rosi. Penampilan kambingnya saat lomba membuat Rosi dan warga Kobar bangga. Kambing pendatang baru di arena lomba balap kambing sudah bisa menyaingi kambing-kambing balap kelas atas.
Sekian.
Ahahaha, jadi terbawa semangatnya Si Rosi....
BalasHapusBagus ceritanya Min....
Diperbaiki dipenulisan kosa katanya Min, masih ada yang miss....
Overall, mantap....
Terima kasih masukannya mas nurdin ...
HapusCerita keseluruhan keren. Penggambaran karakter si rosinya terlihat jelas sebagai orang yang sangat ingin mengikuti lomba kambing balap. Tapi dalam penempatan titik dan koma dapat mengganggu jalan ceritanya min.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung ...
HapusMasukannya saya tampung, untuk perkembangan cerpen berikutnya !
Ceritanya sangat menghibur dan menambah wawasan bagi pembaca. Khususnya pada patagraf berikut "Kambing balap adalah turunan dari dari Kerapan Sapi khas Madura. Bedanya kerapan sapi menggunakan hewan sapi sebagai objek pacu, sedangkan kambing balap menggunakan kambing sebagai objek pacunya."
BalasHapusOh iya, cerita ini dimbil dari kisah nyata, kan? Kalau boleh tau Jenis kambing apa yang bisa dipakai untuk lomba balap kambing?
Warga di kampung saya menyebutnya dengan kambing kacang. Kambing betina yang punya postur bodi yg bagus.
BalasHapusKambing kacang beda dengan jenis etawa. Etawa biasanya kupingnya panjang dan tubuhnya besar, kalau kambing kacang kupingnya nornmal dan bertubuh cenderung ideal (tidak besar juga tidak kecil).
Bahkan untuk beberapa kambing juara, malah tubuhnya kecil. Tapi posturnya bagus. Pahanya berotot (walau tidak besar, namun nampak kokoh).
Kambing kacang juga disebut kambing lokal. Karena lebih banyak dimanfaatkan sebagai sumber daging konsumsi. Kambing jenis ini tidak bisa diperah susunya.
Itulah sedikit tentang dunia kambing yang saya ketahui, mas misteruddin. Semoga bermanfaat.
Mantap nih cerita
BalasHapusTerima kasih, mas. Semoga memghibur.
Hapus