Cerita Fabel Burung dan Ikan Versi kak Rasyid
Tolongtangtugas - Untuk mewarnai cerita fabel dalam website tolongtangtugas, kali ini kak Rasyid akan membuat cerita fabel baru tentang burung dan ikan. Cerita fabel ini mengisahkan mimpi dua binatang yang sia-sia.
Sebelum kalian membaca cerita satu ini, kak Rasyid ingin mengabarkan pada kalian, nih. Kabar itu adalah cerita fabel yang sebelumnya sudah kakak buat untuk kalian baca. Jadi, kalian jangan lupa membacanya, ya.
Apa saja cerita fabelnya kak?
Ada tiga fabel yang bisa kalian baca, diantaranya adalah cerita fabel tupai dan kura-kura vol.1, tupai dan kura-kura vol.2 serta fabel tupai dan kura-kura vol.3. Jika kalian sudah membacanya, itu berarti kalian bisa lanjut membaca fabel burung dan ikan di bawah ini. Ayo kita mulai membaca ceritanya ..
Diantara ikan-ikan yang hadir dalam pesta terdapat ikan yang paling tampan, Tobi panggilannya. Dia pandai berenang. Tak ada satupun ikan di danau Puba yang mampu mengalahkan Tobi dalam hal berenang.
Dalam pesta raja salman kala itu, para ikan terlihat menikmati jamuan makan. Di tiap sudut danau nampak ikan-ikan berkumpul dengan grupnya masing-masing sembari makan buah apel dari raja Salman.
Tobi si ikan tampan tampaknya kurang menikmati acara makan raja Salman. Entah apa yang dipikirkannya. Ia duduk sendiri, mengihindar dari ikan-ikan yang lain.
Kikio yang melihat Tobi sendirian akhirnya menghampiri.
"Hei, Tobi. Kamu kenapa, kok tidak kumpul bareng ikan yang lain?" Tanya Kikio.
"Aku sedang memikirkan sesuatu." Jawab Tobi.
"Memangnya apa yang kamu pikirkan?" Lanjut Tobi bertanya.
"Selama ini, aku selalu berenang dengan teman-temanku. Aku bosan jika harus berenang terus. Aku ingin bisa terbang seperti kamu." Jawab Tobi.
"Wah, keinginanmu kok sama dengan mimpiku. Kalau aku bermimpi bisa berenang seperti kamu, Tobi. Tapi, aku tidak punya sirip, yang ada hanya sayap." Sambung Kikio.
Kedua hewan itu berbicara panjang lebar. Hingga pesta raja Salman usai, mereka terus bedua. Keduanya sangat khusuk berbicara keinginannya satu sama lain.
Para ikan pun pulang, tinggal Tobi dan Kikio yang ada di danau Puba. Keduanya tidak sadar, hari sudah mulai gelap. Mereka terlihat menatap lagit, membayangkan khayalannya masing-masing.
Waktu pun berlalu. Mereka berdua tertidur pulas di tempat menghayalkan keinginannya tadi.
Tobi dan Kikio mulai bermimpi dalam tidurnya. Tobi pun terbang dengan sayap barunya, sementara Kikio berenang dengan sirip impiannya. Keduanya hidup dalam mimpi-mimpi yang fana.
Tobi yang bermimpi bisa terbang begitu bahagianya. Seakan mimpinya seperti dunia nyata. Terbang bebas tak tebatas. Hingga tiba waktunya ia mendaratkan sayap barunya di ranting pohon yang rindang.
"Huh, capek sekali. Istirahat dulu, ah." Tobi berkata pada dirinya.
Tobi tidak tahu seperti apa dunia burung sebenarnya. Ia pikir dengan bisa terbang akan membuatnya terbebas dari bahaya dan melupakan kebosanan dunia renangnya.
Tampak seorang pemburu burung yang jahat melihat Tobi yang bertengger di pohon. Ia membawa senapan angin hendak berburu burung. Tobi sang burung baru dibidik oleh si pemburu.
"Bleess." Suara senapan angin meluncurkan pelurunya.
Tobi terjatuh dari tenggerannya. Ia terkapar di atas tanah, sekarat.
"Tidak!" Teriak Tobi kencang dalam dunia nyata. Ia terbangun dari tidurya. Dia begitu ngeri melihat dunia burung. Ternyata, keindahan terbang yang selama ini Tobi bayangkan dihantui pemburu yang siap menangkapnya.
***
Kikio lain lagi. Mimiipinya terkabul. Ia mempunyai sirip yang kini membuatnya bisa berenang. Sungai tempatnya berenang begitu indah dirasakan.
"Duh, senangnya. Akhirnya aku bisa berenang. Ternyata berenang itu enak, adem dan bisa main air." Kata Kikio si burung pipit pada dirinya.
Kikio kemudian berenang kesana-kemari. Jauh tak terhingga. Entah berapa kali sirip barunya ia gunakan. Dia kembali berkata pada dirinya.
"Mending aku jadi ikan begini saja. Ternyata menjadi ikan itu menyenangkan." Katanya.
Seperti cerita Tobi, Kikio mengira hidup di dalam air akan membuatnya nyaman dan betah. Ia tidak mengira, bahwa dirinya yang saat ini menjadi ikan, akan ditangkap oleh manusia jahat.
Tiba-tiba air sungai keruh. Di hulu sungai seseorang menebar racun. Racun itu kini mendekati Kikio. Kikio mulai pusing, napasnya sesak dan tubuhnya mulai kaku. Dia tidak bisa melakukan apa-apa dalam kesadaran mimpinya.
Kikio pun ditangkap si penebar racun. Ia dimasukkan dalam keranjang kering. Tak sedikit pun air tersisa dalam keranjang itu. Kikio mulai menggelepar, tubuhnya mulai lecet akibat gesekan dengan keranjang. Pelan-pelan Kikio mati dalam keranjang.
"Tidak!" Teriak Kikio terbangun dari mimpinya.
Disampingnya, terlihat Tobi yang sudah lebih dulu bangun dari tidur. Mereka kembali bercerita. Melanjutkan keinginannya masing-masing. Tobi si ikan tampan ingin terbang, sedangkan Kikio si burung pipit ingin berenang.
Namun, cerita impian mereka kali kini berbeda. Mimpi buruk mereka berbuah kesadaran. Tobi sadar, keinginan yang melampaui kodratnya sebagai ikan tidaklah sebaik yang diharapkan. Kikio pun juga demikian. Berenang dan hidup dalam air yang di mimpikannya tidak seindah yang rencanakan.
Akhirnya, kedua hewan itu sadar, tuhan menciptakan makhluknya dengan kemampuan dan keindahannya masing-masing. Tak ada yang dilebihkan, juga tidak pula dikurangkan.
Nah, sekian dulu cerita fabel burung dan ikan kali ini. Semoga cerita fabel di atas bermanfaat dan menghibur kalian. Jangan lupa share/bagikan cerita ini pada teman-teman kalian agar mereka gemar membaca sepertimu.
Salam hangat
Sebelum kalian membaca cerita satu ini, kak Rasyid ingin mengabarkan pada kalian, nih. Kabar itu adalah cerita fabel yang sebelumnya sudah kakak buat untuk kalian baca. Jadi, kalian jangan lupa membacanya, ya.
Apa saja cerita fabelnya kak?
Ada tiga fabel yang bisa kalian baca, diantaranya adalah cerita fabel tupai dan kura-kura vol.1, tupai dan kura-kura vol.2 serta fabel tupai dan kura-kura vol.3. Jika kalian sudah membacanya, itu berarti kalian bisa lanjut membaca fabel burung dan ikan di bawah ini. Ayo kita mulai membaca ceritanya ..
Mimpi Burung dan Ikan
Minggu pagi yang lalu, di danau Puba diadakan pesta raja salman. Para ikan datang ke pesta itu, termasuk Kikio si burung pipit. Kikio terlihat memakai topi yang bagus. Topi itu dia dapat saat menang lomba terbang.Fabel burung dan ikan by tolongtangtugas.web.id |
Diantara ikan-ikan yang hadir dalam pesta terdapat ikan yang paling tampan, Tobi panggilannya. Dia pandai berenang. Tak ada satupun ikan di danau Puba yang mampu mengalahkan Tobi dalam hal berenang.
Dalam pesta raja salman kala itu, para ikan terlihat menikmati jamuan makan. Di tiap sudut danau nampak ikan-ikan berkumpul dengan grupnya masing-masing sembari makan buah apel dari raja Salman.
Tobi si ikan tampan tampaknya kurang menikmati acara makan raja Salman. Entah apa yang dipikirkannya. Ia duduk sendiri, mengihindar dari ikan-ikan yang lain.
Kikio yang melihat Tobi sendirian akhirnya menghampiri.
"Hei, Tobi. Kamu kenapa, kok tidak kumpul bareng ikan yang lain?" Tanya Kikio.
"Aku sedang memikirkan sesuatu." Jawab Tobi.
"Memangnya apa yang kamu pikirkan?" Lanjut Tobi bertanya.
"Selama ini, aku selalu berenang dengan teman-temanku. Aku bosan jika harus berenang terus. Aku ingin bisa terbang seperti kamu." Jawab Tobi.
"Wah, keinginanmu kok sama dengan mimpiku. Kalau aku bermimpi bisa berenang seperti kamu, Tobi. Tapi, aku tidak punya sirip, yang ada hanya sayap." Sambung Kikio.
Kedua hewan itu berbicara panjang lebar. Hingga pesta raja Salman usai, mereka terus bedua. Keduanya sangat khusuk berbicara keinginannya satu sama lain.
Para ikan pun pulang, tinggal Tobi dan Kikio yang ada di danau Puba. Keduanya tidak sadar, hari sudah mulai gelap. Mereka terlihat menatap lagit, membayangkan khayalannya masing-masing.
Waktu pun berlalu. Mereka berdua tertidur pulas di tempat menghayalkan keinginannya tadi.
Tobi dan Kikio mulai bermimpi dalam tidurnya. Tobi pun terbang dengan sayap barunya, sementara Kikio berenang dengan sirip impiannya. Keduanya hidup dalam mimpi-mimpi yang fana.
Tobi yang bermimpi bisa terbang begitu bahagianya. Seakan mimpinya seperti dunia nyata. Terbang bebas tak tebatas. Hingga tiba waktunya ia mendaratkan sayap barunya di ranting pohon yang rindang.
"Huh, capek sekali. Istirahat dulu, ah." Tobi berkata pada dirinya.
Tobi tidak tahu seperti apa dunia burung sebenarnya. Ia pikir dengan bisa terbang akan membuatnya terbebas dari bahaya dan melupakan kebosanan dunia renangnya.
Tampak seorang pemburu burung yang jahat melihat Tobi yang bertengger di pohon. Ia membawa senapan angin hendak berburu burung. Tobi sang burung baru dibidik oleh si pemburu.
"Bleess." Suara senapan angin meluncurkan pelurunya.
Tobi terjatuh dari tenggerannya. Ia terkapar di atas tanah, sekarat.
"Tidak!" Teriak Tobi kencang dalam dunia nyata. Ia terbangun dari tidurya. Dia begitu ngeri melihat dunia burung. Ternyata, keindahan terbang yang selama ini Tobi bayangkan dihantui pemburu yang siap menangkapnya.
***
Kikio lain lagi. Mimiipinya terkabul. Ia mempunyai sirip yang kini membuatnya bisa berenang. Sungai tempatnya berenang begitu indah dirasakan.
"Duh, senangnya. Akhirnya aku bisa berenang. Ternyata berenang itu enak, adem dan bisa main air." Kata Kikio si burung pipit pada dirinya.
Kikio kemudian berenang kesana-kemari. Jauh tak terhingga. Entah berapa kali sirip barunya ia gunakan. Dia kembali berkata pada dirinya.
"Mending aku jadi ikan begini saja. Ternyata menjadi ikan itu menyenangkan." Katanya.
Seperti cerita Tobi, Kikio mengira hidup di dalam air akan membuatnya nyaman dan betah. Ia tidak mengira, bahwa dirinya yang saat ini menjadi ikan, akan ditangkap oleh manusia jahat.
Tiba-tiba air sungai keruh. Di hulu sungai seseorang menebar racun. Racun itu kini mendekati Kikio. Kikio mulai pusing, napasnya sesak dan tubuhnya mulai kaku. Dia tidak bisa melakukan apa-apa dalam kesadaran mimpinya.
Kikio pun ditangkap si penebar racun. Ia dimasukkan dalam keranjang kering. Tak sedikit pun air tersisa dalam keranjang itu. Kikio mulai menggelepar, tubuhnya mulai lecet akibat gesekan dengan keranjang. Pelan-pelan Kikio mati dalam keranjang.
"Tidak!" Teriak Kikio terbangun dari mimpinya.
Disampingnya, terlihat Tobi yang sudah lebih dulu bangun dari tidur. Mereka kembali bercerita. Melanjutkan keinginannya masing-masing. Tobi si ikan tampan ingin terbang, sedangkan Kikio si burung pipit ingin berenang.
Namun, cerita impian mereka kali kini berbeda. Mimpi buruk mereka berbuah kesadaran. Tobi sadar, keinginan yang melampaui kodratnya sebagai ikan tidaklah sebaik yang diharapkan. Kikio pun juga demikian. Berenang dan hidup dalam air yang di mimpikannya tidak seindah yang rencanakan.
Akhirnya, kedua hewan itu sadar, tuhan menciptakan makhluknya dengan kemampuan dan keindahannya masing-masing. Tak ada yang dilebihkan, juga tidak pula dikurangkan.
***Selesai***
Pesan Moral: Mensyukuri nikmat tuhan yang kita miliki sekarang, jauh lebih berharga dari mimpi (angan-angan) yang menutup kesadaran rasa syukur.
Nah, sekian dulu cerita fabel burung dan ikan kali ini. Semoga cerita fabel di atas bermanfaat dan menghibur kalian. Jangan lupa share/bagikan cerita ini pada teman-teman kalian agar mereka gemar membaca sepertimu.
Salam hangat
Belum ada Komentar untuk "Cerita Fabel Burung dan Ikan Versi kak Rasyid"
Posting Komentar