Cerita Fabel Tupai dan Kura-Kura Vol.3
Tolongtangtugas-Apa kabar? Siap baca cerita fabel lagi, kan? Nah, pada Cerita Fabel Tupai dan Kura-Kura Vol.3 ini, kak Rasyid akan menulis kisah tentang seekor tupai yang ikut lomba panjat pohon bersama sahabatnya, si kura-kura. Namun, sebelum cerita fabel Vol.3 ini kamu baca, jangan lupa baca juga cerita fabel tupai dan kura-kura sebelumnya yang sudah kak Rasyid tulis untuk kalian. Ceritanya juga asyik untuk untuk kalian baca.
Nah, jika kalian sudah membacanya. Lalu seperti apa kisah tupai dan kura-kura Vol.3? Ayo kita baca ..
Hari Senin, tanggal 21 Maret 2018. Pak Tani resmi mengumumkan lomba panjat pohon yang akan diadakan di kebun miliknya. Dia menyuruh Bimbim si marmut untuk memberi tahu seluruh warga hutan Hujan tentang lomba itu. Pak Tani ingin lomba itu diikuti banyak peserta sekaligus ia ingin mengadakan syukuran atas rejeki yang diberikan tuhan padanya.
Bimbim pun berangkat dengan semangat. Ia tak sabar ingin menyampaikan kabar lomba panjat pohon pada teman-temannya. Ia lantas memutuskan pergi ketempat biasa teman-temannya berkumpul di tengah hutan.
Dalam perjalanan, Bimbim bertemu Tantan, si kura-kura.
"Hai, Tantan." Sapa Bimbim.
"Hai, Bim. Mau ketengah hutan juga, ya?" Saut Tantan.
"Iya, nih. Aku ada kabar bagus buat teman-teman. Pak Tani megadakan lomba panjat pohon sekaligus syukuran hari Kamis minggu ini." Lanjut Bimbim.
"Wah, kabar bagus itu, Bim. Ayo kita segera ketengah hutan. Pasti teman-teman senang mendengarnya." Ajak Tantan.
Tantan dan Bimbim pun segera bergegas ke dalam hutan. Mereka sangat bersemangat mengabarkan lomba itu. Sesampainya di tengah hutan Bimbim membuat pengumuman.
"Perhatian semua, aku ada pengumuman untuk kalian." Sorak Bimbim dengan keras.
Teman-temannya kaget sembil melihat kearah Bimbim yang berdiri di atas batu besar.
"Hari kamis minggu ini, Pak Tani akan mengadakan lomba panjat pohon. Kalian semua diundang untuk mengikuti lomba tersebut. Pak Tani telah menyiapkan hadiah besar untuk para pemenang. Tak hanya itu, setelah lomba selesai akan ada syukuran (makan-makan) di rumah Pak Tani." Sorak Bimbim kedua kalinya.
Para bintang pun senang mendengar pengumunan dari Bimbim. Mereka kemudian membentuk tim yang terdiri dari dua binatang. Satu binatang sebagai atlet lomba dan satunya lagi sebagai pelatih.
Bimbim pun pulang setelah mengabarkan lomba. Ia melaporkan pada Pak tani bahwa lomba yang diadakan olehnya sudah Bimbim siarkan pada seluruh binatang yang ada di tengah hutan.
Di tempat lain, para binatang sudah membentuk strategi agar manang dalam lomba panjat pohon. Ibi si tupai menjadi atlet yang dilatih oleh Tantan si kura-kura. Lulu si monyet dilatih oleh kawan dekatnya Bimo si burung gagak. Jinggo si kera dilatih oleh Kiki si rubah, dan begitupun binantang-binatang lain yang juga berpasangan dengan para pelatihnya.
Lomba Pak Tani tampaknya akan meriah. Para binatang giat berlatih memanjat pohon. Mereka bersemangat dipandu oleh para pelatihnya. Namun sayang, Ibi si tupai malah sama sekali tidak tampak latihan dengan pelatih sekaligus sahabatnya, Tantan si kura-kura.
Ibi merasa sudah bisa memanjat dengan cepat. Ia yakin akan bisa mengalahkan lawan-lawannya dalam lomba nanti. Tantan sebagai sahabat sekaligus pelatihnya mencoba menasehati Ibi agar mau latihan.
"Ibi, sahabatku, apakah kamu tidak ingin latihan? Lawanmu nanti berat untuk dikalahkan, lo." Tantan memberi saran.
"Tidak usah, Tan. Lagian aku kan sudah bisa memanjat pohon. Nanti tiggal panjat saja pohonnya. Beres, kan!" Jawab Ibi.
"Tidak boleh begitu, Bi. Coba lihat teman-teman binatang lain yang ikut lomba. Meskipun mereka sudah bisa memanjat. Nyatanya tetap latihan." Lanjut Tantan.
"Sudah, Tan. Begini saja. Kamu sebagai pelatihku tugasnya menyemangati saja pas lomba panjat pohon nanti, ya! Sekarang, kamu main gih bersama teman-teman binatang yang lain. Kamu amati mereka memakai gaya panjat seperti apa, setelah itu kamu beri tahu aku." Imbuh Ibi.
"Baiklah, kalau itu mau kamu. Aku akan main bersama teman-teman binatang lain." Tutup Tantan.
Tantan yang berusaha mengajak Ibi latihan tidak berhasil. Ia hanya bisa membantu sahabatnya itu dengan melihat bagaimana tehnik memanjat binatang yang lain. Tantan pun ahirnya pergi meninggalkan Ibi si tupai di rumahnya.
Dalam perjalanan meninggalkan Ibi, Tantan si kura-kura bingung. Kemana kira-kira dia mencari teman binatang lain yang latihan agar bisa melihat latihan mereka.
"Dimana, ya! Teman-teman yang lain latihan memanjat? Mungkin aku harus melihat ke kebun Pak Tani. Siapa tahu mereka ada disana." Ucap Tantan dalam hati.
Sesamapainya di kebun Pak Tani, ternyata dugaan Tantan benar. Para peserta lomba dan pelatihnya ada di kebun itu. Pak Tani telah menyediakan tempat latihan memanjat untuk para peserta lomba.
Tantan merasa rugi karena sahabatnya tidak bisa ikut latihan. Padahal waktu lombanya akan dimulai Kamis besok. Ia melihat para peserta begitu semangat latihan. Mereka terlihat gembira di kebun Pak Tani.
Masa latihan pun usai. Tantan pun juga telah memberi tahu Ibi si tupai bagaimana tehnik memenjat para peserta lomba. Hari berganti begitu cepat. Tak ada latihan sekalipun terlihat bagi Ibi.
Kamis jam 8.00 pagi lomba dimulai. Banyak peserta yang ikut meramaikan lomba panjat pohon Pak Tani. Lulu, Jinggo dan bintang lainnya siap memanjat pohon dengan cepat. Ibi juga terlihat siap dengan lombanya walaupun dia tidak latihan sama sekali.
Aturan lomba menegaskan. Barang siapa yang memanjat paling cepat akan menjadi juaranya. Kesempatan memanjat hanya tiga kali dalam waktu 1 menit.
Di kebun Pak Tani saat itu tampak kokoh sepuluh pohon pinang yang menjulang ke atas. Di puncak pohon pinang ada banyak hadiah yang bisa didapat, seperti sepeda, baju, makanan dan lain sebagainya.
"Priiiit". Peluit dibunyikan untuk pertama kali, tanda peserta lomba bersiap memanjat.
"Priiiit". Bunyi peluit kedua dibunyikan, peserta lomba memanjat dengan gigihnya.
Lulu dan Jinggo terlihat saling salip memanjat pohon pinang. Mereka cepat sekali, melebihi Ibi dan peserta lomba lain. Para pelatih memberi semangat dari bawah.
"Ayo, Ibi, semangat!" Ucap Tantan.
"Ayo, Lulu. Ayo Jinggo!" Ucap Bimo dan Kiki, pelatih Lulu dan Jinggo.
Pelatih lain pun tak kalah heboh. Mereka juga bersemangat memberi sorak-sorai pada jagoannya masing-masing.
Akhirnya, setelah pertarungan sengit terjadi diantara peserta lomba panjat pohon Pak Tani. Lulu si monyet keluar sebagai juara satu, Jinggo si kera mendapatkan juara kedua, dan satu peserta lain mendapat juara ketiga.
Akan tetapi, siapa gerangan yang menjadi juara ketiga. Dia terlihat memakai topeng. Tidak bisa kenali. Para pelatih dan peserta lomba bertanya-tanya.
"Taraaaaaa!" Bimbim si marmut membuka topengnya. Ia terlihat gembira bisa menjadi salah satu pemenang lomba. Saat ditanya kenapa memakai topeng. Dia mengatakan kalau dia tidak PD (Percaya Diri). Makanya Bimbim memakai topeng itu.
Rahasia Bimbim bisa menang adalah karena dia rajin berlatih beberapa hari sebelum lomba, walaupun tanpa pelatih. Dan akhirnya ia berhasil menjadi juara ketiga. Usaha latihan Bimbim tidak sia-sia, sukses.
Namun berbeda dengan Ibi. Ibi gagal menjadi juara lomba panjat pohon. Ia beberapa kali terjatuh saat memanjat. Dia terlihat menyesal. Ibi tidak menduga akan sesulit itu pohon yang dipanjatnya. Kegagalan yang dialami Ibi membuatnya merasa bersalah karena tidak mau diajak sahabatnya latihan. Ibi pun saat itu meminta maaf pada Tantan karena tidak bisa membawa kemenangan pada team nya.
Di akhir lomba, seperti yang telah diumumkan Bimbim sebelumnya. Pak Tani juga mengadakan syukuran. Para peserta lomba dan pelatihnya diajak makan-makan oleh Pak Tani. Para binatang pun melepas lelah dengan jamuan makanan yang enak di rumah Pak Tani.
Demikianlah cerita fabel tupai dan kura-kura Vol.3 kali ini. Semoga bisa menghibur kalian. Jangan lupa bagikan cerita fabel ini pada teman-temanmu agar mereka bisa gemar membaca seperti kalian.
Salam hangat
Nah, jika kalian sudah membacanya. Lalu seperti apa kisah tupai dan kura-kura Vol.3? Ayo kita baca ..
Cerita fabel by tolongtangtugas.web,id |
Lomba Panjat Pohon Ibi dan Tantan
Hari senin kemarin, di Kampung Rambutan tersiar kabar akan ada lomba panjat pohon. Lomba itu diadakan oleh seorang laki-laki yang dermawan, namanya Pak Tani. Pak Tani adalah seorang pengusaha buah rambutan. Dia memang terkenal suka menolong warga yang kesusahan. Sudah tak terhitung berapa orang yang sudah dia tolong.Hari Senin, tanggal 21 Maret 2018. Pak Tani resmi mengumumkan lomba panjat pohon yang akan diadakan di kebun miliknya. Dia menyuruh Bimbim si marmut untuk memberi tahu seluruh warga hutan Hujan tentang lomba itu. Pak Tani ingin lomba itu diikuti banyak peserta sekaligus ia ingin mengadakan syukuran atas rejeki yang diberikan tuhan padanya.
Bimbim pun berangkat dengan semangat. Ia tak sabar ingin menyampaikan kabar lomba panjat pohon pada teman-temannya. Ia lantas memutuskan pergi ketempat biasa teman-temannya berkumpul di tengah hutan.
Dalam perjalanan, Bimbim bertemu Tantan, si kura-kura.
"Hai, Tantan." Sapa Bimbim.
"Hai, Bim. Mau ketengah hutan juga, ya?" Saut Tantan.
"Iya, nih. Aku ada kabar bagus buat teman-teman. Pak Tani megadakan lomba panjat pohon sekaligus syukuran hari Kamis minggu ini." Lanjut Bimbim.
"Wah, kabar bagus itu, Bim. Ayo kita segera ketengah hutan. Pasti teman-teman senang mendengarnya." Ajak Tantan.
Tantan dan Bimbim pun segera bergegas ke dalam hutan. Mereka sangat bersemangat mengabarkan lomba itu. Sesampainya di tengah hutan Bimbim membuat pengumuman.
"Perhatian semua, aku ada pengumuman untuk kalian." Sorak Bimbim dengan keras.
Teman-temannya kaget sembil melihat kearah Bimbim yang berdiri di atas batu besar.
"Hari kamis minggu ini, Pak Tani akan mengadakan lomba panjat pohon. Kalian semua diundang untuk mengikuti lomba tersebut. Pak Tani telah menyiapkan hadiah besar untuk para pemenang. Tak hanya itu, setelah lomba selesai akan ada syukuran (makan-makan) di rumah Pak Tani." Sorak Bimbim kedua kalinya.
Para bintang pun senang mendengar pengumunan dari Bimbim. Mereka kemudian membentuk tim yang terdiri dari dua binatang. Satu binatang sebagai atlet lomba dan satunya lagi sebagai pelatih.
Bimbim pun pulang setelah mengabarkan lomba. Ia melaporkan pada Pak tani bahwa lomba yang diadakan olehnya sudah Bimbim siarkan pada seluruh binatang yang ada di tengah hutan.
Di tempat lain, para binatang sudah membentuk strategi agar manang dalam lomba panjat pohon. Ibi si tupai menjadi atlet yang dilatih oleh Tantan si kura-kura. Lulu si monyet dilatih oleh kawan dekatnya Bimo si burung gagak. Jinggo si kera dilatih oleh Kiki si rubah, dan begitupun binantang-binatang lain yang juga berpasangan dengan para pelatihnya.
Lomba Pak Tani tampaknya akan meriah. Para binatang giat berlatih memanjat pohon. Mereka bersemangat dipandu oleh para pelatihnya. Namun sayang, Ibi si tupai malah sama sekali tidak tampak latihan dengan pelatih sekaligus sahabatnya, Tantan si kura-kura.
Ibi merasa sudah bisa memanjat dengan cepat. Ia yakin akan bisa mengalahkan lawan-lawannya dalam lomba nanti. Tantan sebagai sahabat sekaligus pelatihnya mencoba menasehati Ibi agar mau latihan.
"Ibi, sahabatku, apakah kamu tidak ingin latihan? Lawanmu nanti berat untuk dikalahkan, lo." Tantan memberi saran.
"Tidak usah, Tan. Lagian aku kan sudah bisa memanjat pohon. Nanti tiggal panjat saja pohonnya. Beres, kan!" Jawab Ibi.
"Tidak boleh begitu, Bi. Coba lihat teman-teman binatang lain yang ikut lomba. Meskipun mereka sudah bisa memanjat. Nyatanya tetap latihan." Lanjut Tantan.
"Sudah, Tan. Begini saja. Kamu sebagai pelatihku tugasnya menyemangati saja pas lomba panjat pohon nanti, ya! Sekarang, kamu main gih bersama teman-teman binatang yang lain. Kamu amati mereka memakai gaya panjat seperti apa, setelah itu kamu beri tahu aku." Imbuh Ibi.
"Baiklah, kalau itu mau kamu. Aku akan main bersama teman-teman binatang lain." Tutup Tantan.
Tantan yang berusaha mengajak Ibi latihan tidak berhasil. Ia hanya bisa membantu sahabatnya itu dengan melihat bagaimana tehnik memanjat binatang yang lain. Tantan pun ahirnya pergi meninggalkan Ibi si tupai di rumahnya.
Dalam perjalanan meninggalkan Ibi, Tantan si kura-kura bingung. Kemana kira-kira dia mencari teman binatang lain yang latihan agar bisa melihat latihan mereka.
"Dimana, ya! Teman-teman yang lain latihan memanjat? Mungkin aku harus melihat ke kebun Pak Tani. Siapa tahu mereka ada disana." Ucap Tantan dalam hati.
Sesamapainya di kebun Pak Tani, ternyata dugaan Tantan benar. Para peserta lomba dan pelatihnya ada di kebun itu. Pak Tani telah menyediakan tempat latihan memanjat untuk para peserta lomba.
Tantan merasa rugi karena sahabatnya tidak bisa ikut latihan. Padahal waktu lombanya akan dimulai Kamis besok. Ia melihat para peserta begitu semangat latihan. Mereka terlihat gembira di kebun Pak Tani.
Masa latihan pun usai. Tantan pun juga telah memberi tahu Ibi si tupai bagaimana tehnik memenjat para peserta lomba. Hari berganti begitu cepat. Tak ada latihan sekalipun terlihat bagi Ibi.
Kamis jam 8.00 pagi lomba dimulai. Banyak peserta yang ikut meramaikan lomba panjat pohon Pak Tani. Lulu, Jinggo dan bintang lainnya siap memanjat pohon dengan cepat. Ibi juga terlihat siap dengan lombanya walaupun dia tidak latihan sama sekali.
Aturan lomba menegaskan. Barang siapa yang memanjat paling cepat akan menjadi juaranya. Kesempatan memanjat hanya tiga kali dalam waktu 1 menit.
Di kebun Pak Tani saat itu tampak kokoh sepuluh pohon pinang yang menjulang ke atas. Di puncak pohon pinang ada banyak hadiah yang bisa didapat, seperti sepeda, baju, makanan dan lain sebagainya.
"Priiiit". Peluit dibunyikan untuk pertama kali, tanda peserta lomba bersiap memanjat.
"Priiiit". Bunyi peluit kedua dibunyikan, peserta lomba memanjat dengan gigihnya.
Lulu dan Jinggo terlihat saling salip memanjat pohon pinang. Mereka cepat sekali, melebihi Ibi dan peserta lomba lain. Para pelatih memberi semangat dari bawah.
"Ayo, Ibi, semangat!" Ucap Tantan.
"Ayo, Lulu. Ayo Jinggo!" Ucap Bimo dan Kiki, pelatih Lulu dan Jinggo.
Pelatih lain pun tak kalah heboh. Mereka juga bersemangat memberi sorak-sorai pada jagoannya masing-masing.
Akhirnya, setelah pertarungan sengit terjadi diantara peserta lomba panjat pohon Pak Tani. Lulu si monyet keluar sebagai juara satu, Jinggo si kera mendapatkan juara kedua, dan satu peserta lain mendapat juara ketiga.
Akan tetapi, siapa gerangan yang menjadi juara ketiga. Dia terlihat memakai topeng. Tidak bisa kenali. Para pelatih dan peserta lomba bertanya-tanya.
"Taraaaaaa!" Bimbim si marmut membuka topengnya. Ia terlihat gembira bisa menjadi salah satu pemenang lomba. Saat ditanya kenapa memakai topeng. Dia mengatakan kalau dia tidak PD (Percaya Diri). Makanya Bimbim memakai topeng itu.
Rahasia Bimbim bisa menang adalah karena dia rajin berlatih beberapa hari sebelum lomba, walaupun tanpa pelatih. Dan akhirnya ia berhasil menjadi juara ketiga. Usaha latihan Bimbim tidak sia-sia, sukses.
Namun berbeda dengan Ibi. Ibi gagal menjadi juara lomba panjat pohon. Ia beberapa kali terjatuh saat memanjat. Dia terlihat menyesal. Ibi tidak menduga akan sesulit itu pohon yang dipanjatnya. Kegagalan yang dialami Ibi membuatnya merasa bersalah karena tidak mau diajak sahabatnya latihan. Ibi pun saat itu meminta maaf pada Tantan karena tidak bisa membawa kemenangan pada team nya.
Di akhir lomba, seperti yang telah diumumkan Bimbim sebelumnya. Pak Tani juga mengadakan syukuran. Para peserta lomba dan pelatihnya diajak makan-makan oleh Pak Tani. Para binatang pun melepas lelah dengan jamuan makanan yang enak di rumah Pak Tani.
Pesan Moral: Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Latihan memanjat dulu baru menang lomba kemudian.
Demikianlah cerita fabel tupai dan kura-kura Vol.3 kali ini. Semoga bisa menghibur kalian. Jangan lupa bagikan cerita fabel ini pada teman-temanmu agar mereka bisa gemar membaca seperti kalian.
Salam hangat
Belum ada Komentar untuk "Cerita Fabel Tupai dan Kura-Kura Vol.3"
Posting Komentar