Fabel Gajah dan Monyet oleh kak Rasyid
Tolongtangtugas - Cerita fabel gajah dan monyet ini berkisah tentang gajah yang polos dan baik hati. Ia sedih karena dibohongi Wowo si monyet. Bagaimana nasib akhir gajah dalam cerita fabel gajah dan monyet kali ini. Berikut kisahnya ..
Suatu ketika, di musim kemarau, Ruri si gajah bertemu dengan Wowo di danau tempat biasa para binatang mencari makanan. Kedua binatang itu pun bercakap:
"Mau mencari makanan, ya?" Kata Ruri pada Wowo si monyet.
"Iya, nih. Apa kamu juga mencari makanan disini?" Saut Wowo.
"Bagaimana kalau kita bekerjasama mencari makanan. Kan lumayan, kalau kita kompak nanti hasilnya akan lebih banyak." Sambung Ruri si gajah pada monyet.
"Boleh juga tawaranmu. Kalau begitu tunggu apa lagi. Ayo kita mulai." Jawab Wowo si monyet.
Ruri pun membawa Wowo menyebrangi danau. Danau itu tampak tidak begitu dalam, sekitar satu setengah meter kedalamannya. Mereka akan mengambil buah apel di seberang danau.
Ruri si gajah tidak begitu mengenal Wowo si monyet yang curang. Dalam pikiran Ruri, kerjasama mereka berdua akan berhasil. Makanan yang didapatkan pun nanti akan jauh lebih banyak.
Akan tetapi, Wowo tidak seperti Ruri. Dia sudah merencanakan rencana yang tidak baik untuk Ruri.
Apalah daya, Ruri tetaplah Ruri. Dia adalah gajah yang jujur, polos, dan baik hati. Ia tidak tahu bahwa binatang yang diajaknya bekerjasama akan mencuranginya.
Mereka pun sampai ke seberang danau. Wowo yang naik di punggung Ruri turun dengan selamat.
"Kita sudah sampai, nih." Kata Ruri pada Wowo si monyet.
"Baiklah, biar aku panjat pohon-pohon apel ini. Kamu pungut dan kumpulkan apel-apel yang kupetik." Saut Wowo.
Monyet yang licik itupun mulai naik ke atas pohon apel. Pohon itu sangat tinggi. Dengan lincahnya dia memanjat pohon itu.
Ruri duduk menunggu di bawah pohon apel. Rencananya, ia akan mengumpulkan buah apel yang dipetik Wowo si monyet di atas pohon.
Namun, sayang. Sudah lama Ruri si gajah menunggu. Wowo tak kunjung menjatuhkan apel hasil petikannya.
"Mana, ya Wowo. Kok buah apelnya tidak ada yang dijatuhkan?" Tanya Ruri dalam hatinya.
Ruri si gajah pun mengitari lebatnya pohon apel dari bawah pohon. Ia mencoba mencari rekannya di atas itu. Akan tetapi, usahanya nihil.
Wowo si monyet tak kunjung terlihat. Ruri khawatir pada rekannya tadi. Ia takut terjadi sesuatu pada Wowo di atas pohon.
Tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan:
"Hei, gajah. Aku pergi dulu. Terima kasih tumpangannya tadi. Buah apel ini biar aku makan sendiri saja. Kamu cari makan sendiri." Kata si monyet dari kejauhan.
Ruri pun sadar. Dia telah dibohongi oleh Wowo si monyet. Ternyata monyet itu adalah binatang yang curang.
Gajah yang polos itu pun sedih. Ia telah dibohongi. Perutnya sudah lapar. Ia ingin sekali makan buah apel.
Syukurlah nasib Ruri mujur kala itu. Ada seekor monyet lain yang baik hati menolongnya. Namanya Pandu.
"Hei, kamu kenapa bersedih?" Tanya Pandu si monyet yang baik.
"Aku dibohongi Wowo barusan. Dia curang, apel yang dipetik di atas pohon ini, dimakan sendirian, lalu setelah itu dia kabur entah kemana." Jawab Ruri.
"Oh, sudahlah. Jangan bersedih lagi. Ini kubagi apel-apel hasil petikanku. Ambillah. Kita makan bersama." Sambung Pandu.
Akhirnya, Ruri si gajah tidak bersedih lagi. Ia mendapatkan teman baru yang baik dan mau berbagi makanan dengannya.
Ruri dan Pandu pun kemudian bersahabat. Mereka saling menolong satu sama lain.
Itulah cerita fabel gajah dan monyet versi kak Rasyid pada tulisan kali ini. Semoga fabel di atas bisa menghibur kalian di rumah. Jangan lupa, ingatlah pesan moral yang terkandung dalam fabel gajah dan monyet di atas,ya!
Apabila kalian ingin membaca fabel dan kisah nabi karangan kak Rasyid lainnya, kalian bisa membaca Fabel Burung dan Ikan, Fabel Semut dan Belalang, dan Kisah Nabi Adam pada tulisan kakak sebelumnya.
Sampai jumpa pada cerita-cerita fabel berikutnya ..
Salam hangat
Gajah yang Baik dan Monyet yang Curang
Di hutan Matahari yang dipenuhi pepohonan lebat, hiduplah seekor gajah dan monyet. Ruri si gajah adalah gajah yang polos, sedangkan Wowo si monyet adalah binatang yang licik.Fabel Gajah dan Monyet oleh Kak Rasyid |
Suatu ketika, di musim kemarau, Ruri si gajah bertemu dengan Wowo di danau tempat biasa para binatang mencari makanan. Kedua binatang itu pun bercakap:
"Mau mencari makanan, ya?" Kata Ruri pada Wowo si monyet.
"Iya, nih. Apa kamu juga mencari makanan disini?" Saut Wowo.
"Bagaimana kalau kita bekerjasama mencari makanan. Kan lumayan, kalau kita kompak nanti hasilnya akan lebih banyak." Sambung Ruri si gajah pada monyet.
"Boleh juga tawaranmu. Kalau begitu tunggu apa lagi. Ayo kita mulai." Jawab Wowo si monyet.
Ruri pun membawa Wowo menyebrangi danau. Danau itu tampak tidak begitu dalam, sekitar satu setengah meter kedalamannya. Mereka akan mengambil buah apel di seberang danau.
Ruri si gajah tidak begitu mengenal Wowo si monyet yang curang. Dalam pikiran Ruri, kerjasama mereka berdua akan berhasil. Makanan yang didapatkan pun nanti akan jauh lebih banyak.
Akan tetapi, Wowo tidak seperti Ruri. Dia sudah merencanakan rencana yang tidak baik untuk Ruri.
Apalah daya, Ruri tetaplah Ruri. Dia adalah gajah yang jujur, polos, dan baik hati. Ia tidak tahu bahwa binatang yang diajaknya bekerjasama akan mencuranginya.
Mereka pun sampai ke seberang danau. Wowo yang naik di punggung Ruri turun dengan selamat.
"Kita sudah sampai, nih." Kata Ruri pada Wowo si monyet.
"Baiklah, biar aku panjat pohon-pohon apel ini. Kamu pungut dan kumpulkan apel-apel yang kupetik." Saut Wowo.
Monyet yang licik itupun mulai naik ke atas pohon apel. Pohon itu sangat tinggi. Dengan lincahnya dia memanjat pohon itu.
Ruri duduk menunggu di bawah pohon apel. Rencananya, ia akan mengumpulkan buah apel yang dipetik Wowo si monyet di atas pohon.
Namun, sayang. Sudah lama Ruri si gajah menunggu. Wowo tak kunjung menjatuhkan apel hasil petikannya.
"Mana, ya Wowo. Kok buah apelnya tidak ada yang dijatuhkan?" Tanya Ruri dalam hatinya.
Ruri si gajah pun mengitari lebatnya pohon apel dari bawah pohon. Ia mencoba mencari rekannya di atas itu. Akan tetapi, usahanya nihil.
Wowo si monyet tak kunjung terlihat. Ruri khawatir pada rekannya tadi. Ia takut terjadi sesuatu pada Wowo di atas pohon.
Tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan:
"Hei, gajah. Aku pergi dulu. Terima kasih tumpangannya tadi. Buah apel ini biar aku makan sendiri saja. Kamu cari makan sendiri." Kata si monyet dari kejauhan.
Ruri pun sadar. Dia telah dibohongi oleh Wowo si monyet. Ternyata monyet itu adalah binatang yang curang.
Gajah yang polos itu pun sedih. Ia telah dibohongi. Perutnya sudah lapar. Ia ingin sekali makan buah apel.
Syukurlah nasib Ruri mujur kala itu. Ada seekor monyet lain yang baik hati menolongnya. Namanya Pandu.
"Hei, kamu kenapa bersedih?" Tanya Pandu si monyet yang baik.
"Aku dibohongi Wowo barusan. Dia curang, apel yang dipetik di atas pohon ini, dimakan sendirian, lalu setelah itu dia kabur entah kemana." Jawab Ruri.
"Oh, sudahlah. Jangan bersedih lagi. Ini kubagi apel-apel hasil petikanku. Ambillah. Kita makan bersama." Sambung Pandu.
Akhirnya, Ruri si gajah tidak bersedih lagi. Ia mendapatkan teman baru yang baik dan mau berbagi makanan dengannya.
Ruri dan Pandu pun kemudian bersahabat. Mereka saling menolong satu sama lain.
Pesan Moral : Jangan sekali-kali kamu berbohong. Kerena kebohongan akan menyakiti orang lain.
***Selesai***
Itulah cerita fabel gajah dan monyet versi kak Rasyid pada tulisan kali ini. Semoga fabel di atas bisa menghibur kalian di rumah. Jangan lupa, ingatlah pesan moral yang terkandung dalam fabel gajah dan monyet di atas,ya!
Apabila kalian ingin membaca fabel dan kisah nabi karangan kak Rasyid lainnya, kalian bisa membaca Fabel Burung dan Ikan, Fabel Semut dan Belalang, dan Kisah Nabi Adam pada tulisan kakak sebelumnya.
Sampai jumpa pada cerita-cerita fabel berikutnya ..
Salam hangat
Belum ada Komentar untuk "Fabel Gajah dan Monyet oleh kak Rasyid"
Posting Komentar