Fabel Kelinci dan Siput Cerdas (Pelajaran Rendah Hati)
Tolongtangtugas - Pada kesempatan kali ini kak Rasyid akan bercerita sebuah fabel tentang kelinci yang sombong dan siput yang cerdas. Kalian pasti ingin tahu cerita fabel kelinci yang sombong dan siput ini, kan?
Dalam kisah dua binatang (kelinci dan siput) ini kita akan belajar tentang arti rendah hati. Jadi, Mari kita mulai ceritanya ..
Hari minggu pagi pekan lalu, saat para binatang berkumpul di tengah lapangan Burma, terdapat seekor hewan pendatang baru. Dia adalah seekor kelinci, namanya Yuki.
Yuki adalah hewan yang sudah sering menang kejuaraan lomba lari antar binatang. Dia tinggal di hutan Kamboja, sekitar 10 Kilometer dari lapangan Burma.
Di tempat ia tinggal, banyak hewan yang mengenalnya. Betapa tidak, ia adalah juara lomba lari tak terkalahkan.
Baru- baru ini, Yuki memenangkan lomba lari yang diadakan tiap tahun di hutan Kamboja. Ia berhasil mengalahkan lawan-lawannya, seperti kancil dan kera.
Yuki sangat bangga atas kemenangannya. Ia berhasil berkat latihan kerasnya selama ini.
Akan tetapi, seiring ketenaran yang didapat Yuki dalam lomba lari, akhir-akhir ini dia tampak mulai berubah, ia mulai memamerkan kemampuan dan kehebatannya.
Alhasil, dia mulai mendapat nilai negatif dari hewan lain. Yuki yang dulunya terkenal bersemangat dan rendah hati, kini tampaknya mulai mencongkakkan diri.
Hal ini tidak disadari Yuki si kelinci. Namun para binatang yang mengenalnya sangat merasakan perubahan pada diri Yuki.
Sunu si marmut adalah sahabat Yuki sejak kecil. Ia juga merasakan perubahan pada sahabatnya tersebut. Ia pun akhirnya berencana menegur sahabatnya itu dengan meminta bantuan seekor siput yang tinggal di lapangan Burma.
Siput itu bernama Yoko. Ia adalah siput yang cerdas, bijak serta suka menolong.
Sunu meminta tolong agar temannya disadarkan. Dia ingin temannya itu kembali menjadi binatang yang rendah hati.
"Tolonglah tegur temanku, tuan Yoko. Sahabatku kini mulai berubah. Dia sudah tidak lagi seperti yang aku kenal dulu." Pinta Sunu si marmut.
"Ada apa dengan temanmu, Sunu?" Tanya Yoko si siput.
"Dia sekarang mulai sombong. Sejak menang berbagai lomba lari, sikapnya mulai kurang baik. Aku ingin dia kembali seperti dulu." Lanjut Sunu.
Yoko sang siput pun menyetujui permintaan Sunu. Sunu memberi tahu Yoko bahwa temannya itu akan menantang hewan di lapangan Burma untuk berlari.
Mendengar hal tersebut, Yoko pun menyusun rencana agar bisa membuat Yuki si kelinci kembali rendah hati.
Waktu pun tiba. Yuki sang kelinci benar-benar menantang hewan di lapangan Burma. Kali ini ia berhadapan dengan Yoko sang siput cerdas.
Aturan lomba akhirnya dibuat. Barang siapa sampai di garis finis lebih dulu, maka ia akan menjadi pemenang.
"Priiit!" Peluit lomba ditiup. Kedua binatang mulai berlari. Dalam benak Yuki, ia merasa sangat yakin akan menang.
"Ah, cuma siput kecil. Mana bisa mengalahkan aku. Larinya saja lambat, sedangkan lariku cepat begini." Kata Yuki dalam hatinya.
Waktu terus berjalan. Kedua peserta sama-sama berusaha keras. Sementara ini Yuki memimpin di depan. Sang siput berada di belakangnya.
Namun, tak lama kemudian, Yuki melihat kedepan. Dia terkejut. Sang siput berada 10 meter dihadapannya. Ia kaget dan bertanya dalam hati, "Kapan siput itu menyalipnya?".
Saat itulah Yuki panas dingin. Dia tidak mau kalah. Kemudian, tanpa pikir panjang, ia menambah kecepatan larinya hingga menyalip siput kecil di hadapannya. Yuki berlari begitu cepat hingga tak tampak lawan larinya.
Setelah memastikan sang siput jauh berada di belakang, Yuki sang kelinci mengendorkan larinya. Dia mulai berjalan menuju garis finis.
"Aku menang, aku menang." Kata Yuki sang kelinci.
Lalu, tiba-tiba di garis finis terdengar suara sorak-sorai.
"Hore, selamat Yoko. Kamu menang." Kata hewan pendukung Yoko sang siput.
"Selamat, selamat, selamat." Binatang lain bergembira atas kemenangan Yoko.
Melihat lawannya sudah di garis finis, sang kelinci lemas. Dia kalah lari dari seekor siput. Wajahnya tampak malu menghadapi kekalahan lomba setelah bertahun-tahun tak terkalahkan.
Sang kelinci pun pulang tanpa menyentuh garis finis. Ia terpukul atas kejadian itu dan mengurung diri di rumahnya.
Keesokan harinya, Sunu si marmut datang kerumah Yuki. Ia berniat menghibur sahabatnya itu.
Usaha Sunu tidak sia-sia. Kawannya terhibur atas kedatangannya. Sembari menghibur temannya itu, Sunu memberi nasehat pada sahabatnya, Yuki si kelinci.
Saat itulah Sunu menjelaskan kejadian sebenarnya. Yuki tetaplah sang juara lari.
Yoko yang menang kala itu, hanya pura-pura, ia berusaha menegur sifat Yuki yang berubah atas permintaan Sunu.
Sunu menjelasakan bahwa sebenarnya Yoko tidak berlari sama sekali. Sang siput memang sudah berada di garis finis sejak awal. Siput yang saling salip dengan Yuki saat lomba lari adalah teman-teman Yoko menyamar menjadi dirinya.
Mendengar penjelasan Sunu, Yuki si kelinci pun tersenyum. Dia berhasil dikelabuhi oleh siput yang cerdas itu.
Tak lama setelah menjelaskan hal tersebut, Yuki si kelinci akhirnya belajar satu hal. Ia belajar dan mengingat untuk rendah hati dalam keadaan apapun.
Kemenangan dalam suatu hal tidak lantas membuatnya lupa diri lagi. Ia selalu berusaha rendah hati dan bersemangat dalam menjalani kesehariannya.
Semoga fabel kelinci yang sombong dan siput yang cerdas di atas bisa menghibur kalian para pembaca di rumah. Ambillah pesan moral dari cerita fabel kelinci dan siput tersebut sebagai pegangan hidup.
Buat kamu yang ingin membaca genre cerita lainnya di blog tolongtangtugas, kamu bisa membaca Cerita Fantasi yang sudah kak Rasyid tulis.
Bagi ayah dan Bunda di sana, baca juga : Sabun Transparan ADEV Natural yang mungkin sedang anda butuhkan.
Salam Hangat
 |
| Fabel Kelinci dan Siput oleh Kak Rasyid |
Dalam kisah dua binatang (kelinci dan siput) ini kita akan belajar tentang arti rendah hati. Jadi, Mari kita mulai ceritanya ..
Kelinci yang Sombong dan Siput Cerdas
Hari minggu pagi pekan lalu, saat para binatang berkumpul di tengah lapangan Burma, terdapat seekor hewan pendatang baru. Dia adalah seekor kelinci, namanya Yuki.
Yuki adalah hewan yang sudah sering menang kejuaraan lomba lari antar binatang. Dia tinggal di hutan Kamboja, sekitar 10 Kilometer dari lapangan Burma.
Di tempat ia tinggal, banyak hewan yang mengenalnya. Betapa tidak, ia adalah juara lomba lari tak terkalahkan.
Baru- baru ini, Yuki memenangkan lomba lari yang diadakan tiap tahun di hutan Kamboja. Ia berhasil mengalahkan lawan-lawannya, seperti kancil dan kera.
Yuki sangat bangga atas kemenangannya. Ia berhasil berkat latihan kerasnya selama ini.
Akan tetapi, seiring ketenaran yang didapat Yuki dalam lomba lari, akhir-akhir ini dia tampak mulai berubah, ia mulai memamerkan kemampuan dan kehebatannya.
Alhasil, dia mulai mendapat nilai negatif dari hewan lain. Yuki yang dulunya terkenal bersemangat dan rendah hati, kini tampaknya mulai mencongkakkan diri.
Hal ini tidak disadari Yuki si kelinci. Namun para binatang yang mengenalnya sangat merasakan perubahan pada diri Yuki.
Sunu si marmut adalah sahabat Yuki sejak kecil. Ia juga merasakan perubahan pada sahabatnya tersebut. Ia pun akhirnya berencana menegur sahabatnya itu dengan meminta bantuan seekor siput yang tinggal di lapangan Burma.
Siput itu bernama Yoko. Ia adalah siput yang cerdas, bijak serta suka menolong.
Sunu meminta tolong agar temannya disadarkan. Dia ingin temannya itu kembali menjadi binatang yang rendah hati.
"Tolonglah tegur temanku, tuan Yoko. Sahabatku kini mulai berubah. Dia sudah tidak lagi seperti yang aku kenal dulu." Pinta Sunu si marmut.
"Ada apa dengan temanmu, Sunu?" Tanya Yoko si siput.
"Dia sekarang mulai sombong. Sejak menang berbagai lomba lari, sikapnya mulai kurang baik. Aku ingin dia kembali seperti dulu." Lanjut Sunu.
Yoko sang siput pun menyetujui permintaan Sunu. Sunu memberi tahu Yoko bahwa temannya itu akan menantang hewan di lapangan Burma untuk berlari.
Mendengar hal tersebut, Yoko pun menyusun rencana agar bisa membuat Yuki si kelinci kembali rendah hati.
Waktu pun tiba. Yuki sang kelinci benar-benar menantang hewan di lapangan Burma. Kali ini ia berhadapan dengan Yoko sang siput cerdas.
Aturan lomba akhirnya dibuat. Barang siapa sampai di garis finis lebih dulu, maka ia akan menjadi pemenang.
"Priiit!" Peluit lomba ditiup. Kedua binatang mulai berlari. Dalam benak Yuki, ia merasa sangat yakin akan menang.
"Ah, cuma siput kecil. Mana bisa mengalahkan aku. Larinya saja lambat, sedangkan lariku cepat begini." Kata Yuki dalam hatinya.
Waktu terus berjalan. Kedua peserta sama-sama berusaha keras. Sementara ini Yuki memimpin di depan. Sang siput berada di belakangnya.
Namun, tak lama kemudian, Yuki melihat kedepan. Dia terkejut. Sang siput berada 10 meter dihadapannya. Ia kaget dan bertanya dalam hati, "Kapan siput itu menyalipnya?".
Saat itulah Yuki panas dingin. Dia tidak mau kalah. Kemudian, tanpa pikir panjang, ia menambah kecepatan larinya hingga menyalip siput kecil di hadapannya. Yuki berlari begitu cepat hingga tak tampak lawan larinya.
Setelah memastikan sang siput jauh berada di belakang, Yuki sang kelinci mengendorkan larinya. Dia mulai berjalan menuju garis finis.
"Aku menang, aku menang." Kata Yuki sang kelinci.
Lalu, tiba-tiba di garis finis terdengar suara sorak-sorai.
"Hore, selamat Yoko. Kamu menang." Kata hewan pendukung Yoko sang siput.
"Selamat, selamat, selamat." Binatang lain bergembira atas kemenangan Yoko.
Melihat lawannya sudah di garis finis, sang kelinci lemas. Dia kalah lari dari seekor siput. Wajahnya tampak malu menghadapi kekalahan lomba setelah bertahun-tahun tak terkalahkan.
Sang kelinci pun pulang tanpa menyentuh garis finis. Ia terpukul atas kejadian itu dan mengurung diri di rumahnya.
Keesokan harinya, Sunu si marmut datang kerumah Yuki. Ia berniat menghibur sahabatnya itu.
Usaha Sunu tidak sia-sia. Kawannya terhibur atas kedatangannya. Sembari menghibur temannya itu, Sunu memberi nasehat pada sahabatnya, Yuki si kelinci.
Saat itulah Sunu menjelaskan kejadian sebenarnya. Yuki tetaplah sang juara lari.
Yoko yang menang kala itu, hanya pura-pura, ia berusaha menegur sifat Yuki yang berubah atas permintaan Sunu.
Sunu menjelasakan bahwa sebenarnya Yoko tidak berlari sama sekali. Sang siput memang sudah berada di garis finis sejak awal. Siput yang saling salip dengan Yuki saat lomba lari adalah teman-teman Yoko menyamar menjadi dirinya.
Mendengar penjelasan Sunu, Yuki si kelinci pun tersenyum. Dia berhasil dikelabuhi oleh siput yang cerdas itu.
Tak lama setelah menjelaskan hal tersebut, Yuki si kelinci akhirnya belajar satu hal. Ia belajar dan mengingat untuk rendah hati dalam keadaan apapun.
Kemenangan dalam suatu hal tidak lantas membuatnya lupa diri lagi. Ia selalu berusaha rendah hati dan bersemangat dalam menjalani kesehariannya.
Pesan Moral: Bersyukurlah saat kita berprestasi. Rendah hatilah dalam segala situasi.
*Sekian*
Semoga fabel kelinci yang sombong dan siput yang cerdas di atas bisa menghibur kalian para pembaca di rumah. Ambillah pesan moral dari cerita fabel kelinci dan siput tersebut sebagai pegangan hidup.
Buat kamu yang ingin membaca genre cerita lainnya di blog tolongtangtugas, kamu bisa membaca Cerita Fantasi yang sudah kak Rasyid tulis.
Bagi ayah dan Bunda di sana, baca juga : Sabun Transparan ADEV Natural yang mungkin sedang anda butuhkan.
Salam Hangat
Belum ada Komentar untuk "Fabel Kelinci dan Siput Cerdas (Pelajaran Rendah Hati)"
Posting Komentar