Membuka Peluang Profit Dengan Domain Usaha Kita
Almarhum Bob Sadino pernah ditanya, “Usaha apa yang memiliki prospek yang bagus?”. Beliau menjawab, “Usaha yang bagus adalah usaha yang dimulai. Bukan yang ditanyakan terus.” Begitulah pesan Almarhum yang saya ingat. Bahkan Anda mungkin juga tahu tentang hal ini.
Bambang Mustari Sadino atau yang akrab disapa Om Bob adalah pengusaha nyentrik dengan ciri khas celana pendek dan baju kemeja putih yang selalu ia kenakan dalam setiap kesempatan. Beliau adalah salah satu pebisnis sukses Indonesia yang namanya dikanal banyak orang hingga saat ini. Tidak sulit mencari tahu siapa beliau. Baik buku maupun artikel biografinya sudah bertebaran di media cetak maupun online, mudah untuk ditemukan.
Dari kisah sukses beliau, saya mencatat terdapat lima bisnis yang dijalankan oleh om Bob. Mulai dari Kem Food (usaha daging olahan), Kem Farm (usaha ekspor sayur dan buah-buahan), Kem Chicks (pasar modern), Kem Travel (tour dan travel) dan The Mansion (apartemen). Kelima perusahaan tersebut berhasil dirintis oleh beliau dengan sabar dan penuh keberanian untuk mengambil peluang. Hingga sekarang berhasil meraih puncak kesuksesan serta menginspirasi banyak entrepreneur di nusantara sampai ke mancanegara.
Terinspirasi dari pesan om Bob, “Usaha yang bagus adalah usaha yang dimulai”. Akhirnya membawa saya untuk membuka Jasa Les Privat di wilayah regional tempat saya tinggal. Les ini memang tidak sebesar milik kompetitor lain yang ada di Kabupaten Pamekasan. Hanya jasa tutor rumahan yang saya bangun untuk menyalurkan ilmu dan menopang kebutuhan ekonomi, setidaknya bagi saya sendiri.
Pada masa awal dibukanya les privat tersebut, pertengahan 2018, les ini diberi nama Privat Kita. Les yang berfokus di mapel Bahasa Inggris. Nama privat kita dipilih karena menurut saya keren. Alasan yang sederhana. Harapannya, semoga jasa les yang dimaksud dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Menjaring siswa-siswi untuk belajar di dalamnya.
Saat itu saya dibantu oleh seorang teman sekaligus menjadi tutor dalam privat kita. Namanya Hafidi. Ia adalah kawan kuliah dulu ketika kami masih ngampus bereng di salah satu PTN di Pamekasan. Alhamdulillah, kami pun bisa diwisuda bersamaan.
Untuk menunjang eksistensi privat kita, Hafidi berinisiatif untuk merancang sebuah brosur yang nantinya akan disebar ke sekolah-sekolah agar les ini bisa segera berjalan. “Oke, sepakat”. Saya iyakan rencana itu. Lucunya, teman baik saya ini (termasuk saya) kurang jago dalam kemampuan mendesain brosur. Padahal kabarnya, brosur yang menarik menjadi poin tersendiri dalam hal pemasaran. Ide merancang brosur yang dikira bakal mulus, tinggal print out, terbentur tamu tak diundang.
Dengan keadaan yang ala kadarnya tadi, saya memutuskan agar bagian brosur biar saya yang menangani. Akan saya buat dalam bentuk yang sederhana dengan skill yang ada. Semoga poin plus brosur yang dikabarkan tidak mengecewakan. Menyingkat diksi, brosurpun jadi dan kami sebar ke beberapa sekolah yang ada di lingkup kota Pamekasan.
Ternyata ... NIHIL ...
Dalam kondisi itu, kami berbaik sangka pada realita. Esok hari mungkin hal yang sebaliknya akan terjadi. Kami kembali larut melanjutkan rutinitas seperti biasanya, mengajar di sekolah sebagai guru honorer. Untuk sesaat, kami meletakkan harap pada brosur yang kami banggakan. Namun, nyatanya, sampai lewat seminggu bahkan berganti bulan, brosur yang ditebar tak kunjung berbuah manis.
Harus jujur. Saya dan sahabat tadi pada akhirnya melepas harapan pada tiap lembar kertas yang menjadi tanda perkenalan privat kita pada calon pemakai jasa kami. Kita berdua mengakhirinya dengan kesepakatan, “Bila nanti les privat kita mendapat banyak respon positif dari orangtua siswa, maka kita mungkin kembali saling kontak membagi jadwal mengajar pada setiap anak.”
Dalam masa break down inilah, saya melanjutkan sendiri usaha kecil tersebut. Bermodal yakin dan kemauan, semoga nanti ada titik terang. Memutar otak, bagaimana cara memperkenalkan privat kita pada masyarakat kembali. Diputuskanlah untuk membuat sebuah plang sederhana yang saya dirikan di gang masuk ke rumah saya.
Plang sederhana itu saya buat dari material yang ada di rumah. Tiangnya dari balok kayu berukuran 3x4, yang kemudian dibentuk menyerupai huruf ‘T’ agar bisa menyanggah papan nama privat kita di bagian atas. Papan nama les inipun begitu mungil terlihat. Terbuat dari print out kertas folio putih yang dilaminating agar bertahan lama dipajang.
Plangpun dipasang. Saya percaya diri dengan hadirnya media tersebut. Cara baru, yang bisa jadi melahirkan hasil yang baru pula. Akan tetapi, hasil upaya ini ternyata menyamai pengalaman sebelumnya. Mirip dengan feedback penyebaran brosur yang sebelumnya sempat oleh saya dan teman di atas kerjakan.
Jika ditanya apakah saya ‘sedih’? Pastilah, iya jawabannya. Mengingat usaha membuat dan memasang plang, saya kerjakan sendiri. Apalagi waktu pasang plang itu, pakai acara gali-galian tanah untuk menancapkan tiangnya. Belum lagi sapaan “sinis manja” pemakai jalan saat saya pasang plang tersebut.
Pemasangan plang di atas tentunya bukan tanpa alasan. Karena tempat plang tersebut berada diapit dan bersebelahan dengan salah satu Sekolah Menengah Atas dan Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Pamekasan. Saya pikir, dengan cara seperti itu, privat kita akan lebih mudah dikenal masyarakat dan segera mendapat tanggapan mereka. Namun, apa mau dikata. Cara ini menelurkan kabar yang sama seperti nasib si brosur yang telah lebih dulu digunakan.
Di titik inilah, saya bersyukur kepada Tuhan YME. Saya mendapat metode baru untuk memasarkan jasa les milik saya. Tuhan mempertemukan saya kembali dengan seseorang yang pernah sekampus di PTN yang sama, tempat saya kuliah dulu bersama Hafidi. Namanya Ahsin. Dari kawan inilah saya pertama kali mengenal istilah domain. Sebuah nama unik yang berfungsi untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server di jaringan internet atau komputer.
Dari Ahsin saya mendapat pemahaman singkat mengenai domain dan bagaimana manfaatnya bagi sebuah usaha atau bisnis. Ia mencontohkan secara empirik bagaimana power domain itu nyata bagi bisnis. Contoh tersebut digambarkan pada usahanya sendiri yang ia beri nama toko makalah. Bisa anda cek www.tokomakalah.com.
Menurut sahabat saya itu, dengan membeli dan mempunyai sebuah domain, kita mempunyai ciri khas dan brand dari apa yang kita tawarkan secara online. Dengan kata lain, hal ini akan berujung pada mudahnya membangun kepercayaan masyarakat terhadap kita.
Keberadaan domain selanjutnya diikuti dengan ketersediaan hosting sebagai tempat menampung informasi barang atau jasa yang kita tawarkan. Biasanya dalam per-hostingan dikenal istilah self-hosting dan non self-hosting. Self-hosting adalah hosting berbayar sedangkan non self-hosting adalah hosting gratis.
Singkat kata, dengan mempunyai nama domain sendiri dan hosting, kita akan membangun sebuah website atau blog sebagai sarana Go Online bisnis yang kita punya. Seperti web milik Ahsin, teman saya di atas. Konsumen yang sedang mencari jasa tulis makalah akan lebih mudah menemukan tempat yang cocok untuk meng-hire penulis. Selain itu bagi produsen, dengan memakai cara Go Online seperti ini, biaya promosi jasa bisa ditekan. Sebab bisa menghemat biaya brosur, sebar brosur hingga pasang papan baliho atau plang. Dan ini nyata.
Strategi go online yang dipakai Ahsin di atas terlihat makin sempurna karena letak geografis Warnet (owner tokomakalah.com) berada di antara dua kampus besar di Pamekasan (maaf saya tidak sebut nama kampusnya). Tidak heran banjirnya order makalah terus stabil dan langgeng hingga kini.
Melihat cerita Ahsin di atas, apabila ditelisik usaha dari owner tokomakalah tersebut memiliki dua profit atau income. Pertama dari tokomakalah (online) dan yang kedua dari sewa warnet (offline). Berapa profit yang dihasilkan per bulannya, saya tidak tahu pasti. Hal yang bisa dipastikan adalah profit tersebut double karena berjalan dengan dua kaki.
Nama yang mungkin hanya bisa dikenali oleh masyarakat asli Madura, termasuk Pamekasan. Tolong Tang Tugas, artinya ‘tolong tugas saya’. Kata “Tang” memiliki arti ‘milik saya’. Ini adalah kosa kata bahasa Madura yang saya selipkan kedalam nama les tersebut.
Dengan terselipnya kata tadi, mereka yang membaca nama les ini bisa langsung paham siapa pemiliknya. Tak lain dan tak bukan adalah orang Madura, Pamekasan. Atas dasar ini pulalah nama domain www.tolongtangtugas.web.id lahir sebagai branding online dari les privat yang saya buat.
Lantas, dimana saya membeli nama domain tolongtangtugas?
9 Januari 2019, adalah moment dimana saya membeli sekaligus mengaktifkan domain tolongtangtugas.web.id. Domain ini saya beli di RumahWeb.com. Penyedia Web Hosting dan Domain Murah di Indonesia yang didirikan di Jalan Lempongsari, Sleman Yogyakarta.
Rumahweb adalah ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) Accredited Registrar yang sudah beroperasi sejak tahun 2002. 17 tahun berpengalaman melayani pelanggan dalam dunia domain dan hosting membuat saya yakin untuk membeli domain di Rumahweb. Sekaligus menjadi bagian dari 130ribu domain yang terdaftar di sana.
Mengenai hosting, saya memakai hosting free (non self-hosting) dari platform Blogger.com yang disediakan oleh Google. Dengan mengkombinasikan domain dan hosting ini, syarat untuk Go Online les privat tolongtangtugas kini sudah terpenuhi. Dimulai dengan menautkan domain yang saya beli dari Rumahweb ke Blogger lewat panduan yang sudah disediakan pula oleh Rumahweb.
Cara setting domain ke Blogger bisa anda ikuti di halaman ini : https://www.rumahweb.com/journal/custom-domain-blogger-untuk-domain-rumahweb-dari-clientzone/
Selanjutnya, apabila setting sudah selesai, tinggal eksekusi untuk menulis konten mengenai jasa les privat. Mulai dari pilihan lokasi belajar, waktu belajar dan biaya les. Kemudian artikel atau tulisan itu kita publish agar bisa dilihat oleh viewers atau masyarakat yang membutuhkan jasa tersebut.
Semenjak memakai promosi online lewat website seperti ini, Alhamdulillah. Jasa les privat tolongtangtugas mulai mendapat kepercayaan masyarakat. Mesin pencari raksasa seperti Google yang banyak dipakai masyarakat saat ini efektif menyajikan informasi terkait barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, termasuk urusan pendidikan layaknya mencari jasa les untuk buah hatinya.
Sudah ada tiga murid yang telah belajar bersama les privat tolongtangtugas. Bahkan, sampai saat ini masih aktif belajar. Diantaranya seperti Raisa, dan Elfan yang sempat saya tulis kisahnya di blog ini.
Satu lagi yang menarik, bulan puasa 2019 kemarin. Ada orangtua siswa yang menelpon saya langsung perihal paket les Ramadhan dalam les yang saya punya. Menurut penuturannya, si ayah ini mendapat informasi les privat milik saya lewat mesin pencari Google. Kemudian menelpon nomor yang tertera di dalam artikel yang saya tulis.
Akan tetapi, sayangnya kesempatan itu belum teramini karena saya sendiri belum mempunyai gedung khusus untuk membuat program les bahasa Inggris di bulan Ramadhan. Sejauh ini les privat yang saya bentuk masih memakai dua lokasi pilihan, yaitu rumah saya dan rumah siswa sendiri yang saya sambangi langsung untuk melaksanakan pembelajaran. Karenanya, program les Ramadhan yang biasanya menginap selama sebulan penuh, tidak bisa dilaksanakan untuk saat ini.
Seiring bertambahnya usia, semoga di masa mendatang, saya bisa merealisasikan terobosan-terobosan paket les privat yang baru. Termasuk di dalamnya, paket les bahasa Inggris di bulan Ramadhan. Agar masyarakat bisa merasakan layanan belajar privat yang lebih lengkap di les privat tolongtangtugas.
Disamping itu, harapan saya, kelak les privat tolongtangtugas bisa menjadi jalan terbukannya pintu rejeki bagi tenaga pengajar lain saat les privat ini memasuki masa keemasannya. Amiin.
Kedepan, semoga Rumahweb tetap mempertahan pelayanan yang prima tersebut pada tiap pelanggan yang telah mempercayakan domain dan hosting websitenya. Sesuai dengan motto Rumahweb “Memastikan Layanan Terbaik Bagi pelanggan Sesuai dengan Standart Industri”.
Tentunya, setiap dari anda mempunyai cara sendiri untuk mengembangkan usaha yang digeluti. Saya hanya bersyukur bila untaian kisah saya bisa menginspirasi mereka juga anda yang terpanggil memakai cara yang sama dengan milik saya.
Demikian, terima kasih ..
Salam hangat
Kak Rasyid
Bambang Mustari Sadino atau yang akrab disapa Om Bob adalah pengusaha nyentrik dengan ciri khas celana pendek dan baju kemeja putih yang selalu ia kenakan dalam setiap kesempatan. Beliau adalah salah satu pebisnis sukses Indonesia yang namanya dikanal banyak orang hingga saat ini. Tidak sulit mencari tahu siapa beliau. Baik buku maupun artikel biografinya sudah bertebaran di media cetak maupun online, mudah untuk ditemukan.
Dari kisah sukses beliau, saya mencatat terdapat lima bisnis yang dijalankan oleh om Bob. Mulai dari Kem Food (usaha daging olahan), Kem Farm (usaha ekspor sayur dan buah-buahan), Kem Chicks (pasar modern), Kem Travel (tour dan travel) dan The Mansion (apartemen). Kelima perusahaan tersebut berhasil dirintis oleh beliau dengan sabar dan penuh keberanian untuk mengambil peluang. Hingga sekarang berhasil meraih puncak kesuksesan serta menginspirasi banyak entrepreneur di nusantara sampai ke mancanegara.
Cerita Awal
Bertolak dari kisah keberhasilan seorang pengusaha sukses di atas, saya pun punya cerita unik perihal usaha kecil yang saya miliki. Tidak terlalu besar, layaknya om Bob tadi dan kebanyakan milik big bos di luar sana. Namun, saya bangga pada setiap hal yang saya lakukan tersebut.Terinspirasi dari pesan om Bob, “Usaha yang bagus adalah usaha yang dimulai”. Akhirnya membawa saya untuk membuka Jasa Les Privat di wilayah regional tempat saya tinggal. Les ini memang tidak sebesar milik kompetitor lain yang ada di Kabupaten Pamekasan. Hanya jasa tutor rumahan yang saya bangun untuk menyalurkan ilmu dan menopang kebutuhan ekonomi, setidaknya bagi saya sendiri.
Pada masa awal dibukanya les privat tersebut, pertengahan 2018, les ini diberi nama Privat Kita. Les yang berfokus di mapel Bahasa Inggris. Nama privat kita dipilih karena menurut saya keren. Alasan yang sederhana. Harapannya, semoga jasa les yang dimaksud dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Menjaring siswa-siswi untuk belajar di dalamnya.
Saat itu saya dibantu oleh seorang teman sekaligus menjadi tutor dalam privat kita. Namanya Hafidi. Ia adalah kawan kuliah dulu ketika kami masih ngampus bereng di salah satu PTN di Pamekasan. Alhamdulillah, kami pun bisa diwisuda bersamaan.
Untuk menunjang eksistensi privat kita, Hafidi berinisiatif untuk merancang sebuah brosur yang nantinya akan disebar ke sekolah-sekolah agar les ini bisa segera berjalan. “Oke, sepakat”. Saya iyakan rencana itu. Lucunya, teman baik saya ini (termasuk saya) kurang jago dalam kemampuan mendesain brosur. Padahal kabarnya, brosur yang menarik menjadi poin tersendiri dalam hal pemasaran. Ide merancang brosur yang dikira bakal mulus, tinggal print out, terbentur tamu tak diundang.
Dengan keadaan yang ala kadarnya tadi, saya memutuskan agar bagian brosur biar saya yang menangani. Akan saya buat dalam bentuk yang sederhana dengan skill yang ada. Semoga poin plus brosur yang dikabarkan tidak mengecewakan. Menyingkat diksi, brosurpun jadi dan kami sebar ke beberapa sekolah yang ada di lingkup kota Pamekasan.
Cerita Berlanjut
Tiga hari pasca brosur yang kami distribusikan terealisasi, bak CEO perusahaan di kota-kota besar sana, kami saling kontak satu sama lain. Kali ini bukan say hello tanya kabar. Namun, perihal kontrak kerja dari para orangtua siswa yang tertarik memakai jasa kami. Hasilnya ..Ternyata ... NIHIL ...
Dalam kondisi itu, kami berbaik sangka pada realita. Esok hari mungkin hal yang sebaliknya akan terjadi. Kami kembali larut melanjutkan rutinitas seperti biasanya, mengajar di sekolah sebagai guru honorer. Untuk sesaat, kami meletakkan harap pada brosur yang kami banggakan. Namun, nyatanya, sampai lewat seminggu bahkan berganti bulan, brosur yang ditebar tak kunjung berbuah manis.
Harus jujur. Saya dan sahabat tadi pada akhirnya melepas harapan pada tiap lembar kertas yang menjadi tanda perkenalan privat kita pada calon pemakai jasa kami. Kita berdua mengakhirinya dengan kesepakatan, “Bila nanti les privat kita mendapat banyak respon positif dari orangtua siswa, maka kita mungkin kembali saling kontak membagi jadwal mengajar pada setiap anak.”
Dalam masa break down inilah, saya melanjutkan sendiri usaha kecil tersebut. Bermodal yakin dan kemauan, semoga nanti ada titik terang. Memutar otak, bagaimana cara memperkenalkan privat kita pada masyarakat kembali. Diputuskanlah untuk membuat sebuah plang sederhana yang saya dirikan di gang masuk ke rumah saya.
Plang sederhana itu saya buat dari material yang ada di rumah. Tiangnya dari balok kayu berukuran 3x4, yang kemudian dibentuk menyerupai huruf ‘T’ agar bisa menyanggah papan nama privat kita di bagian atas. Papan nama les inipun begitu mungil terlihat. Terbuat dari print out kertas folio putih yang dilaminating agar bertahan lama dipajang.
Plangpun dipasang. Saya percaya diri dengan hadirnya media tersebut. Cara baru, yang bisa jadi melahirkan hasil yang baru pula. Akan tetapi, hasil upaya ini ternyata menyamai pengalaman sebelumnya. Mirip dengan feedback penyebaran brosur yang sebelumnya sempat oleh saya dan teman di atas kerjakan.
Jika ditanya apakah saya ‘sedih’? Pastilah, iya jawabannya. Mengingat usaha membuat dan memasang plang, saya kerjakan sendiri. Apalagi waktu pasang plang itu, pakai acara gali-galian tanah untuk menancapkan tiangnya. Belum lagi sapaan “sinis manja” pemakai jalan saat saya pasang plang tersebut.
Pemasangan plang di atas tentunya bukan tanpa alasan. Karena tempat plang tersebut berada diapit dan bersebelahan dengan salah satu Sekolah Menengah Atas dan Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Pamekasan. Saya pikir, dengan cara seperti itu, privat kita akan lebih mudah dikenal masyarakat dan segera mendapat tanggapan mereka. Namun, apa mau dikata. Cara ini menelurkan kabar yang sama seperti nasib si brosur yang telah lebih dulu digunakan.
Titik Terang
Dua pengalaman yang saya ceritakan tadi tidak membuat saya berputus asa. Walau saya belum tahu cara seperti apa lagi yang akan saya pakai untuk menjaring kepercayaan masyarakat pada les yang saya miliki. Saya berkeyakinan, pasti akan berhasil.Di titik inilah, saya bersyukur kepada Tuhan YME. Saya mendapat metode baru untuk memasarkan jasa les milik saya. Tuhan mempertemukan saya kembali dengan seseorang yang pernah sekampus di PTN yang sama, tempat saya kuliah dulu bersama Hafidi. Namanya Ahsin. Dari kawan inilah saya pertama kali mengenal istilah domain. Sebuah nama unik yang berfungsi untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server di jaringan internet atau komputer.
Dari Ahsin saya mendapat pemahaman singkat mengenai domain dan bagaimana manfaatnya bagi sebuah usaha atau bisnis. Ia mencontohkan secara empirik bagaimana power domain itu nyata bagi bisnis. Contoh tersebut digambarkan pada usahanya sendiri yang ia beri nama toko makalah. Bisa anda cek www.tokomakalah.com.
Menurut sahabat saya itu, dengan membeli dan mempunyai sebuah domain, kita mempunyai ciri khas dan brand dari apa yang kita tawarkan secara online. Dengan kata lain, hal ini akan berujung pada mudahnya membangun kepercayaan masyarakat terhadap kita.
Keberadaan domain selanjutnya diikuti dengan ketersediaan hosting sebagai tempat menampung informasi barang atau jasa yang kita tawarkan. Biasanya dalam per-hostingan dikenal istilah self-hosting dan non self-hosting. Self-hosting adalah hosting berbayar sedangkan non self-hosting adalah hosting gratis.
Singkat kata, dengan mempunyai nama domain sendiri dan hosting, kita akan membangun sebuah website atau blog sebagai sarana Go Online bisnis yang kita punya. Seperti web milik Ahsin, teman saya di atas. Konsumen yang sedang mencari jasa tulis makalah akan lebih mudah menemukan tempat yang cocok untuk meng-hire penulis. Selain itu bagi produsen, dengan memakai cara Go Online seperti ini, biaya promosi jasa bisa ditekan. Sebab bisa menghemat biaya brosur, sebar brosur hingga pasang papan baliho atau plang. Dan ini nyata.
Strategi go online yang dipakai Ahsin di atas terlihat makin sempurna karena letak geografis Warnet (owner tokomakalah.com) berada di antara dua kampus besar di Pamekasan (maaf saya tidak sebut nama kampusnya). Tidak heran banjirnya order makalah terus stabil dan langgeng hingga kini.
Melihat cerita Ahsin di atas, apabila ditelisik usaha dari owner tokomakalah tersebut memiliki dua profit atau income. Pertama dari tokomakalah (online) dan yang kedua dari sewa warnet (offline). Berapa profit yang dihasilkan per bulannya, saya tidak tahu pasti. Hal yang bisa dipastikan adalah profit tersebut double karena berjalan dengan dua kaki.
Tolong Tang Tugas Go Online
Berbekal kuliah singkat mengenai domain dari sahabat, saya memberanikan diri untuk meng-online-kan usaha les privat yang masih tertidur pulas dengan berbagai upaya promosi yang telah dilakukan sebelumnya. Saya memutuskan untuk merubah nama les tersebut dengan nama baru. Dari Privat Kita menjadi Tolong Tang Tugas.Nama yang mungkin hanya bisa dikenali oleh masyarakat asli Madura, termasuk Pamekasan. Tolong Tang Tugas, artinya ‘tolong tugas saya’. Kata “Tang” memiliki arti ‘milik saya’. Ini adalah kosa kata bahasa Madura yang saya selipkan kedalam nama les tersebut.
Dengan terselipnya kata tadi, mereka yang membaca nama les ini bisa langsung paham siapa pemiliknya. Tak lain dan tak bukan adalah orang Madura, Pamekasan. Atas dasar ini pulalah nama domain www.tolongtangtugas.web.id lahir sebagai branding online dari les privat yang saya buat.
Lantas, dimana saya membeli nama domain tolongtangtugas?
9 Januari 2019, adalah moment dimana saya membeli sekaligus mengaktifkan domain tolongtangtugas.web.id. Domain ini saya beli di RumahWeb.com. Penyedia Web Hosting dan Domain Murah di Indonesia yang didirikan di Jalan Lempongsari, Sleman Yogyakarta.
Rumahweb adalah ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) Accredited Registrar yang sudah beroperasi sejak tahun 2002. 17 tahun berpengalaman melayani pelanggan dalam dunia domain dan hosting membuat saya yakin untuk membeli domain di Rumahweb. Sekaligus menjadi bagian dari 130ribu domain yang terdaftar di sana.
Mengenai hosting, saya memakai hosting free (non self-hosting) dari platform Blogger.com yang disediakan oleh Google. Dengan mengkombinasikan domain dan hosting ini, syarat untuk Go Online les privat tolongtangtugas kini sudah terpenuhi. Dimulai dengan menautkan domain yang saya beli dari Rumahweb ke Blogger lewat panduan yang sudah disediakan pula oleh Rumahweb.
Cara setting domain ke Blogger bisa anda ikuti di halaman ini : https://www.rumahweb.com/journal/custom-domain-blogger-untuk-domain-rumahweb-dari-clientzone/
Selanjutnya, apabila setting sudah selesai, tinggal eksekusi untuk menulis konten mengenai jasa les privat. Mulai dari pilihan lokasi belajar, waktu belajar dan biaya les. Kemudian artikel atau tulisan itu kita publish agar bisa dilihat oleh viewers atau masyarakat yang membutuhkan jasa tersebut.
Semenjak memakai promosi online lewat website seperti ini, Alhamdulillah. Jasa les privat tolongtangtugas mulai mendapat kepercayaan masyarakat. Mesin pencari raksasa seperti Google yang banyak dipakai masyarakat saat ini efektif menyajikan informasi terkait barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, termasuk urusan pendidikan layaknya mencari jasa les untuk buah hatinya.
Sudah ada tiga murid yang telah belajar bersama les privat tolongtangtugas. Bahkan, sampai saat ini masih aktif belajar. Diantaranya seperti Raisa, dan Elfan yang sempat saya tulis kisahnya di blog ini.
Satu lagi yang menarik, bulan puasa 2019 kemarin. Ada orangtua siswa yang menelpon saya langsung perihal paket les Ramadhan dalam les yang saya punya. Menurut penuturannya, si ayah ini mendapat informasi les privat milik saya lewat mesin pencari Google. Kemudian menelpon nomor yang tertera di dalam artikel yang saya tulis.
Akan tetapi, sayangnya kesempatan itu belum teramini karena saya sendiri belum mempunyai gedung khusus untuk membuat program les bahasa Inggris di bulan Ramadhan. Sejauh ini les privat yang saya bentuk masih memakai dua lokasi pilihan, yaitu rumah saya dan rumah siswa sendiri yang saya sambangi langsung untuk melaksanakan pembelajaran. Karenanya, program les Ramadhan yang biasanya menginap selama sebulan penuh, tidak bisa dilaksanakan untuk saat ini.
Seiring bertambahnya usia, semoga di masa mendatang, saya bisa merealisasikan terobosan-terobosan paket les privat yang baru. Termasuk di dalamnya, paket les bahasa Inggris di bulan Ramadhan. Agar masyarakat bisa merasakan layanan belajar privat yang lebih lengkap di les privat tolongtangtugas.
Disamping itu, harapan saya, kelak les privat tolongtangtugas bisa menjadi jalan terbukannya pintu rejeki bagi tenaga pengajar lain saat les privat ini memasuki masa keemasannya. Amiin.
Kesan Untuk Rumahweb
Sebagai pengguna layanan dari Rumahweb, saya ucapkan terima kasih atas support layanan selama setahun ini. Tanggal 18 Desember lalu saya sudah memperpanjang (renewal) domain tolongtangtugas.web.id untuk tiga tahun mendatang. Terima kasih atas respon dan pelayanan yang prima di tahun pertama domain saya lahir.Kedepan, semoga Rumahweb tetap mempertahan pelayanan yang prima tersebut pada tiap pelanggan yang telah mempercayakan domain dan hosting websitenya. Sesuai dengan motto Rumahweb “Memastikan Layanan Terbaik Bagi pelanggan Sesuai dengan Standart Industri”.
Salam Penutup
Menutup tulisan ini, ‘Tak ada gading yang tak retak’. Begitu pula dengan rangkaian cerita pengalaman saya di atas. Kisah yang anda simak dari awal hingga akhir tersebut adalah berdasarkan sudut pandang dan pengalaman saya selama satu setengah tahun membangun usaha jasa les privat.Tentunya, setiap dari anda mempunyai cara sendiri untuk mengembangkan usaha yang digeluti. Saya hanya bersyukur bila untaian kisah saya bisa menginspirasi mereka juga anda yang terpanggil memakai cara yang sama dengan milik saya.
Demikian, terima kasih ..
Salam hangat
Kak Rasyid
Belum ada Komentar untuk "Membuka Peluang Profit Dengan Domain Usaha Kita"
Posting Komentar