Imbauan Hemat Listrik Hemat Energi
Tolongtangtugas – Perbincangan mengenai energi di Indonesia saat ini menjadi isu yang populer. Mulai dari kalangan akademisi, birokrat, ibu rumah tangga, sampai supir angkot ramai membincangkan masalah ini.
Di tingkat kampus, perbincangan energi dihelat secara berkala dalam auditorium universitas dengan menseminarkan berbagai isu energi, baik dari premium, solar, hingga listrik.
Yang terbaru September 2019 kemarin, seminar tentang energi tebarukan diadakan oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (KMTNTF) Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.
Dalam acara tersebut, disinggung mengenai pentingnya ETB (Energi Baru Terbarukan) di Indonesia serta pontensi yang dipunyai. Salah satunya adalah potensi pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Forum akademisi tersebut menghadirkan pakar ahli di bidangnya, salah satunya Thomas Capral Henriksen (Head of Energy Cooperation, The Embasy of Denmark in Indonesia), bertujuan untuk mendukung Indonesia yang mentarget 23% Bauran Energi Baru Terbarukan pada tahun 2025 nanti.
Kabar ini menandakan urgensitas energi terbarukan begitu dibutuhkan untuk mendukung keberlangusngan hidup manusia di masa depan. Menggingat pasokan bahan bakar fosil dan batu bara kian hari terus menipis.
Bisa kita lihat bersama dalam berbagai media cetak maupun online, berita konversi energi mulai terus digaungkan. Coba saja googling.
Berpijak dari hal di atas tadi, pada saat ini juga, di negara kita para peneliti hingga akademisi belomba-lomba membuat penemuan tentang energi terbarukan yang mempunyai dampak luas bagi masyarakat ataupun negara.
Namun hingga detik ini, penerapan implementasinya bagi masyarakat luas oleh pemerintah belum dapat terlaksana secara menyeluruh dan merata karena berbagai proses tahapan yang panjang, sehingga temuan tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Pertanyaan yang mengemuka kemudian adalah; apa yang harus kita lakukan (sebagai warga negara) menyikapi kondisi yang demikian?
Tidak lain ialah dengan mengkonsumsi ketersediaan energi yang ada sekarang secara bijaksana. Listrik misalnnya. Kita dapat mengatur pemakaiannya secara lebih efisien, tepat waktu dan terorganisir.
Hal sederhana semacam ini memang terdengar mudah. Namun, terkadang sukar dilakukan. Tak jarang kita lihat lampu tetap nyala di siang hari, pakai AC berlebihan dan sejenisnya.
Jadi, mari mulai menjadwalkan ulang konsumsi energi untuk hidup yang lebih baik.
Cara ini bisa dikatakan efektif dan menjadi win-win solution antara produsen dan konsumen agar energi tidak serta merta habis seketika sebelum adanya cahaya nyata pengganti energi yang kian menipis sebelumnya.
Data menunjukkan, masih mengenai listrik, salah satu konsumsi energi paling besar dan paling banyak digunakan masyarakat adalah listrik, dengan menyumbang persentase terbesar dari bidang komersial sebesar 76% dan dalam bidang ekonomi 47% dari total konsumsi nasional. Oleh karena itulah listrik menjadi salah satu energi yang wajib mendapat perhatian lebih seputar efisiensi penggunaannya.
Konsumsi listrik di Indonesia juga terus mengalami kenaikan seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan ekonomi di semua sektor baik industri, transportasi, rumah tangga dan komersial. Dan bahan bakar fosil masih mendominasi konsumsi energi final Indonesia hingga saat ini.
Lebih lanjut, sampai sekarang sumber energi disektor kelistrikan masih didominasi oleh batubara, gas dan minyak bumi sebagai bahan pembangkit listrik, ketiganya menyumbangkan 80% dari total listrik yang dibangkitkan baik yang dimiliki PLN maupun swasta atau IPP (Independent Power Producer).
Peranan energi terbarukan baru sebatas panas bumi dan tenaga air sedangkan pemakaian energi surya, angin dan biomasa masih sangat kecil. Sisanya dipenuhi oleh pembangkit melalui sewa atau beli.
Menimpali keadaan di atas, dengan meningkatnya jumlah wilayah perkotaan yang disebabkan urbanisasi serta perubahan status dari wilayah desa menjadi kota, maka akan terjadi peningkatan konsumsi energi dimana salah satunya adalah listrik.
Tentunya, hal itu akan semakin menambah berat pasokan listrik yang harus tersedia. Dengan kata lain, sumber energi pembangkin listrik kian vital untuk ditemukan.
Di saat yang sama, perilaku bijak dari konsumen listrik sekali lagi berperan sentral untuk meringankan kondisi yang ada. Untuk itu penting adanya kita memiliki alat listrik hemat energi yang salah satu distributornya adalah https://sewatama.com/id/, karena apabila kita tidak menangani sendiri maka konsumsi dan regulasinya secara serius tentu akan jadi masalah yang besar dimasa depan.
Akhirnya, memasuki penghujung narasi imbauan hemat listrik hemat energi yang kita simak sekarang, semoga ulasan sederhana di atas dapat memberikan gambaran urgensitas hemat energi bagi pembaca.
Lain dari pada itu, ini juga menjadi pengingat bagi saya sendiri akan pentingnya perilaku bijak hemat energi demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Demikian ..
Salam hangat
Kak Rasyid
Di tingkat kampus, perbincangan energi dihelat secara berkala dalam auditorium universitas dengan menseminarkan berbagai isu energi, baik dari premium, solar, hingga listrik.
Yang terbaru September 2019 kemarin, seminar tentang energi tebarukan diadakan oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (KMTNTF) Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.
Dalam acara tersebut, disinggung mengenai pentingnya ETB (Energi Baru Terbarukan) di Indonesia serta pontensi yang dipunyai. Salah satunya adalah potensi pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Forum akademisi tersebut menghadirkan pakar ahli di bidangnya, salah satunya Thomas Capral Henriksen (Head of Energy Cooperation, The Embasy of Denmark in Indonesia), bertujuan untuk mendukung Indonesia yang mentarget 23% Bauran Energi Baru Terbarukan pada tahun 2025 nanti.
Kabar ini menandakan urgensitas energi terbarukan begitu dibutuhkan untuk mendukung keberlangusngan hidup manusia di masa depan. Menggingat pasokan bahan bakar fosil dan batu bara kian hari terus menipis.
Bisa kita lihat bersama dalam berbagai media cetak maupun online, berita konversi energi mulai terus digaungkan. Coba saja googling.
Berpijak dari hal di atas tadi, pada saat ini juga, di negara kita para peneliti hingga akademisi belomba-lomba membuat penemuan tentang energi terbarukan yang mempunyai dampak luas bagi masyarakat ataupun negara.
Namun hingga detik ini, penerapan implementasinya bagi masyarakat luas oleh pemerintah belum dapat terlaksana secara menyeluruh dan merata karena berbagai proses tahapan yang panjang, sehingga temuan tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Pertanyaan yang mengemuka kemudian adalah; apa yang harus kita lakukan (sebagai warga negara) menyikapi kondisi yang demikian?
Tidak lain ialah dengan mengkonsumsi ketersediaan energi yang ada sekarang secara bijaksana. Listrik misalnnya. Kita dapat mengatur pemakaiannya secara lebih efisien, tepat waktu dan terorganisir.
Hal sederhana semacam ini memang terdengar mudah. Namun, terkadang sukar dilakukan. Tak jarang kita lihat lampu tetap nyala di siang hari, pakai AC berlebihan dan sejenisnya.
Jadi, mari mulai menjadwalkan ulang konsumsi energi untuk hidup yang lebih baik.
Cara ini bisa dikatakan efektif dan menjadi win-win solution antara produsen dan konsumen agar energi tidak serta merta habis seketika sebelum adanya cahaya nyata pengganti energi yang kian menipis sebelumnya.
Data menunjukkan, masih mengenai listrik, salah satu konsumsi energi paling besar dan paling banyak digunakan masyarakat adalah listrik, dengan menyumbang persentase terbesar dari bidang komersial sebesar 76% dan dalam bidang ekonomi 47% dari total konsumsi nasional. Oleh karena itulah listrik menjadi salah satu energi yang wajib mendapat perhatian lebih seputar efisiensi penggunaannya.
Konsumsi listrik di Indonesia juga terus mengalami kenaikan seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan ekonomi di semua sektor baik industri, transportasi, rumah tangga dan komersial. Dan bahan bakar fosil masih mendominasi konsumsi energi final Indonesia hingga saat ini.
Lebih lanjut, sampai sekarang sumber energi disektor kelistrikan masih didominasi oleh batubara, gas dan minyak bumi sebagai bahan pembangkit listrik, ketiganya menyumbangkan 80% dari total listrik yang dibangkitkan baik yang dimiliki PLN maupun swasta atau IPP (Independent Power Producer).
Peranan energi terbarukan baru sebatas panas bumi dan tenaga air sedangkan pemakaian energi surya, angin dan biomasa masih sangat kecil. Sisanya dipenuhi oleh pembangkit melalui sewa atau beli.
Menimpali keadaan di atas, dengan meningkatnya jumlah wilayah perkotaan yang disebabkan urbanisasi serta perubahan status dari wilayah desa menjadi kota, maka akan terjadi peningkatan konsumsi energi dimana salah satunya adalah listrik.
Tentunya, hal itu akan semakin menambah berat pasokan listrik yang harus tersedia. Dengan kata lain, sumber energi pembangkin listrik kian vital untuk ditemukan.
Di saat yang sama, perilaku bijak dari konsumen listrik sekali lagi berperan sentral untuk meringankan kondisi yang ada. Untuk itu penting adanya kita memiliki alat listrik hemat energi yang salah satu distributornya adalah https://sewatama.com/id/, karena apabila kita tidak menangani sendiri maka konsumsi dan regulasinya secara serius tentu akan jadi masalah yang besar dimasa depan.
Akhirnya, memasuki penghujung narasi imbauan hemat listrik hemat energi yang kita simak sekarang, semoga ulasan sederhana di atas dapat memberikan gambaran urgensitas hemat energi bagi pembaca.
Lain dari pada itu, ini juga menjadi pengingat bagi saya sendiri akan pentingnya perilaku bijak hemat energi demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Demikian ..
Salam hangat
Kak Rasyid
Belum ada Komentar untuk "Imbauan Hemat Listrik Hemat Energi"
Posting Komentar